Daftar 10 Emiten Pembagi Dividen Jumbo: ADRO, TLKM hingga ASII Mana Lebih Royal?

Ringkasan
- Menteri BUMN, Erick Thohir, sedang merencanakan pembukaan kantor untuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), dengan menggunakan salah satu aset Bank Mandiri.
- Ada koordinasi antar kementerian untuk membahas isu yang berkaitan, menekankan pentingnya konsolidasi kebijakan antar kementerian untuk efektivitas kerja.
- Presiden Prabowo Subianto direncanakan akan meluncurkan BP Investasi Danantara pada 8 November 2024 sebagai lembaga pengelola investasi di Indonesia, dengan tujuan mengoptimalkan pengelolaan aset negara secara terpadu.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar terbaru saham pembagi dividen tinggi yang masuk dalam Indeks High Dividend 20 (IDXHIDIV20). Evaluasi mayor ini berlaku efektif hingga 3 Februari 2026.
Dalam daftar terbaru ini, terdapat beberapa perubahan dengan masuknya tujuh saham baru ke dalam indeks. Indeks high dividen berisi 20 saham yang dikenal memberikan dividen tinggi dan likuid di pasar modal Indonesia.
Bagi investor dividen menjadi salah satu yang dinanti dan dipertimbangkan saat memilih suatu saham masuk dalam portofolio investasi. Tak hanya sebagai pemanis, pemberian dividen menjadi cerminan kinerja perusahaan-perusahaan. bentuk investasi yang telah dilakukan dalam ekuitas terhadap suatu perusahaan dan umumnya berasal dari laba bersih.
Meski begitu tak semua laba dibagi dalam bentuk dividen. Sebagian disimpan perusahaan sebagai laba yang ditahan. Adapun dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang besarannya ditetapkan oleh direksi, serta disahkan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham.
Investor kawakan Lo Kheng Hong menjelaskan, salah satu indikator bagi seorang investor yang seharusnya jadi acuan investor dalam memilih saham adalah melihat kebijakan perusahaan dalam membagikan dividen. Berikut daftar 7 perusahaan terbuka yang rajin membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Daftar 10 Emiten Rajin Bagi Dividen, Intip Prospek Cuan Tahun Ini
1.Riwayat Pembagian Dividen ADRO
Emiten PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) milik Garibaldi Thohir Alamtri Resources Indonesia yang dulu bernama Adaro Energy Indonesia merupakan perusahaan yang rajin memberikan dividen setiap tahun. Emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2008 menyuguhkan dividen dengan nominal jumbo seiring dengan laba yang didapatkan.
Pada 2023 misalnya, emiten tambang ADRO memutuskan untuk membagikan dividen final kepada para pemegang sahamnya senilai senilai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,35 triliun (dengan kurs Rp14.700 per dolar AS) untuk tahun buku 2022.
Saat itu ADRO membukukan laba bersih senilai US$ 2,49 miliar. ADRO mengambil 40,11% dari labanya untuk dividen atau senilai US$ 1 miliar yang terdiri dari US$ 500 juta untuk dividen interim dan sebesar US$ 500 juta untuk dividen final.
Lalu pada tahun buku 2023, ADRO menebar dividen sebanyak tiga kali yaitu dividen interim, final, dan dividen final tambahan. Dividen final tambahan tersebut dibagikan untuk keperluan pembelian saham Adaro Andalan. Pertama ia memberi dividen interim US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun untuk tahun buku 2023.
ADRO membagikan dividen final untuk tahun buku 2023 senilai US$ 400 juta. Jumlah seluruh dividen tunai final yang dibagikan perseroan dalam yakni Rp 6,43 triliun untuk 30,75 miliar saham atau sebesar Rp 209,31 per saham. Dividen final tambahan yang diguyur ADRO hingga US$2,6 miliar atau sekitar Rp 41,18 triliun
2. Riwayat Dividen ANTM
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) disebut berencana bakal memangkas rasio pembayaran dividen atau dividen payout ratio tahun buku 2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho, mengatakan besarannya akan berada di sekitar 35% hingga 50% dari hasil laba tahun buku 2024.
Ia menyebut hal tersebut dilakukan berdasarkan metode perkiraan Holding BUMN Pertambangan MIND ID. "Rule of thumb payout ratio dividen dari MIND ID itu selalu 35%-50%, sekitar itu," ujar Rudianto dalam konferensi pers akhir November tahun lalu.
Dalam jejak pembagian sahamnya, Antam membagikan dividen sebesar Rp 3,07 triliun atau 100% dari laba bersih untuk tahun buku 2023. Seiring dengan pembagian dividen ini saham Antam naik 2,3% ke level 1.540 per saham.
Arianto mengatakan kemungkinan turunnya dividen payout ratio Antam sejalan dengan rencana perusahaan yang tengah menggarap berbagai proyek pengembangan. Hal itu karena Antam membutuhkan capital expenditure (capex) yang lebih besar. Dengan demikian, apabila pembagian dividen tetap mengikuti rule of thumb tersebut, maka rasio dividen Antam kemungkinan akan lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya.
Adapun, Antam membukukan laba bersih sebesar Rp 2,23 triliun sepanjang Januari–September 2024. Pencapaian tersebut turun 21,4% yoy dari Rp 2,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, pendapatan Antam tumbuh 40% menjadi Rp 43,20 triliun dibandingkan Rp 30,90 triliun pada kuartal III 2023. Penjualan domestik menjadi penopang utama, berkontribusi Rp 39,79 triliun atau 92% dari total penjualan bersih.
3. Riwayat Pembagian Dividen BMRI
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) adalah salah satu perusahaan yang juga tidak pernah absen membagikan dividen. Menurut catatan Katadata.co.id, BMRI sebelumnya membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar 60% atau sejumlah Rp 33,03 triliun. Nilai dividen yang dibagikan setara 60% dari total laba bersih konsolidasi 2023 perseroan yakni Rp 55,06 triliun.
Secara lebih rinci, dividen yang dibagikan oleh Bank Mandiri setara dengan harga Rp 353,95 per saham. Sebanyak Rp 17,17 triliun disetorkan ke rekening kas umum negara.
Lalu pada tahun buku 2022, BMRI membagikan dividen tunai Rp 24,7 triliun kepada pemegang saham. Dividen tersebut berasal dari 60% dari laba bersih konsolidasian . Dari nilai tersebut, besaran dividen per lembar saham Bank Mandiri mencapai Rp 529,34.
BMRI memastikan akan membagikan dividen dari tahun buku 2024. Direktur Keuangan dan Strategi Sigit Prastowo mengatakan Bank Mandiri akan mempertahankan tingkat dividen payout ratio di level 60%.
Menurut Sigit rencana Bank Mandiri membagikan dividen ini sesuai dengan arahan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN sebagai pemegang saham utama. "Penentuan dividen payout ratio ini mempertimbangkan berbagai faktor untuk menjaga kondisi permodalan yang sehat, rentabilitas yang optimal, dan mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan," kata Sigit dalam Paparan Kinerja Keuangan tahun 2024, Rabu (5/2).
Sigit menjelaskan Bank Mandiri akan terus mempertahankan kinerja secara konsolidasi agar dapat terus meningkatkan nilai kepada stakeholder, khususnya pemegang saham. Menurut Sigit, kewenangan penetapan rasio dividen dimiliki oleh pemegang saham utama, yang diwakili oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN.
Jika diakumulasikan dari total laba saat ini dengan rasio sebelumnya yaitu 60%, maka Bank Mandiri berpotensi membagikan dividen Rp 33,48 triliun. Angka ini diperoleh dari hitungan konsolidasi perusahaan untuk tahun buku 2024 Rp 55,8 triliun.
4. Riwayat Pembagian Dividen BBCA
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memberikan sinyal akan membagikan dividen lebih besar pada tahun depan dibandingkan periode sebelumnya. Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto sebelumnya mengatakan, emiten bank berkapitalisasi jumbo ini masih mempertimbangkan besaran rasio pembayaran dividen
Pertimbangan rasio dividen dilakukan dengan memperhitungkan kondisi permodalan dan bisnis yang kuat. “Kinerja BCA yang baik dengan sendirinya akan tergambar dengan besaran dividen yang mungkin lebih besar dari waktu ke waktu,” kata Raymon dalam paparan publik 2024 lalu.
Menelisik jejak pembagian dividen, BCA konsisten memberi dividen kepada para pemegang sahamnya. Pada 2022, BCA membagikan dividen 68,7% dari labanya, yakni sebesar Rp 17,9 triliun. Lalu pada 2023 sebesar Rp 25,3 triliun dengan rasio 62,1%.
BCA sebelumnya memutuskan pembagian dividen interim tunai sebesar Rp 6,16 triliun atau Rp 50 per saham untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pembagian dividen berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada tanggal 14 Maret 2024.
BBNI juga sebelumnya mengatakan meningkatkan dividend payout ratio atau rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2024. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan kenaikan pembayaran dividen tidak akan mempengaruhi perbankan. Ia menjelaskan, BNI memiliki permodalan yang kuat untuk menaikan rasio pembayaran dividen.
"Menaikkan (nilai) dividen sedikit tidak ada isu, mungkin bisa naik sekitar 55% sampai 60%," kata Royke saat ditemui dalam acara BNI Investor Daily Roundtable Januari lalu.
5. Riwayat Pembagian Dividen Jumbo BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merupakan bank yang tidak segan untuk memberikan dividen dengan rasio yang besar untuk para investornya. BBRI) menyampaikan akan memberi dividen dengan kisaran pay out ratio atau rasio pembayaran dividen 80% sampai dengan 85% untuk tahun buku 2024. BRI mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 60,15 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan berapapun laba BRI itu layak untuk dibagi. Menurut Sunarso modal BRI saat ini lebih dari cukup.
"Tinggal tapi kita harus evaluasi. Kira-kira untuk cover risiko seperti apa, maka kemudian kita juga enggak ugal-ugalan untuk itu," kata Sunarso kepada media, Rabu (12/2).
Di sisi lain Sunarso menyebut tetap penting untuk memperlebar modal yang dimiliki BRI untuk menjadi modal pertumbuhan untuk menjaga modal BRI tinggi. Jika diakumulasikan, BRI berpotensi membagikan dividen Rp 51,1 triliun jika rasio pembayaran dividen 85% seperti yang disampaikan Sunarso.
6. Riwayat Dividen BBNI
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) merupakan salah satu bank pelat merah ini juga sangat royal memberi dividen kepada pemegang sahamnya. BNI bahkan meningkatkan dividend payout ratio atau rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2024.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan kenaikan pembayaran dividen tidak akan mempengaruhi perbankan. Ia menjelaskan, BNI memiliki permodalan yang kuat untuk menaikan rasio pembayaran dividen.
"Menaikkan (nilai) dividen sedikit tidak ada isu, mungkin bisa naik sekitar 55% sampai 60%," kata Royke saat ditemui dalam acara BNI Investor Daily Roundtable, Januari lalu.
BNI sebelumnya membocorkan kisi-kisi pembagian dividen pada 2025. Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini menyampaikan komitmen perusahaan untuk membagikan dividen secara optimal.
Ia mengatakan, pembagian dividen tahun depan belum diputuskan dan masih mempertimbangkan kondisi pasar. Dengan memastikan pembagian dividen tersebut tidak akan turun dari tahun lalu yaitu 50% dari total laba perusahaan.
Adapun pada tahun lalu BBNI telah membagikan dividen dengan rasio dividen 50% dari total laba tahun buku 2023 atau Rp 280,49 per lembar saham. Saat itu BNI mencatat laba bersih Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut naik 14,2% secara tahunan (yoy). Laba perusahaan anak menyumbang Rp419,4 miliar, dengan pertumbuhan 36,2% yoy.
7. Riwayat Pembagian Dividen ASII
PT Astra International Tbk (ASII) merupakan salah satu perusahaan yang memanjakan pemegang sahamnya dengan tebaran dividen. Pada 2024 ASII menyepakati rencana perusahaan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 17,04 triliun. Nilai dividen tunai yang dibagikan ini setara Rp 421 per saham.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan juga menyetujui sisa laba bersih sebesar Rp 12,82 triliun untuk dibukukan sebagai laba ditahan. Dengan demikian, total dividen ASII sebesar Rp 21,01 triliun atau senilai Rp 519 per lembar saham. Termasuk, di dalamnya adalah dividen interim sebesar Rp 98 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 3,96 triliun yang telah dituntaskan pada 31 Oktober 2023.
8. Riwayat Pembagian Dividen PGAS
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, menjadi salah satu emiten yang rutin membagikan dividen. Dalam dua tahun terakhir, PGAS dikenal cukup royal dalam membagikan laba kepada pemegang saham.
Dalam dua tahun terakhir, PGAS mempertahankan kebijakan dividen yang menarik bagi investornya. Pada tahun buku 2023, PGAS membagikan dividen sebesar Rp155 per saham dengan dividend payout ratio sekitar 85%. Dengan harga saham saat itu di kisaran Rp1.400, yield dividen mencapai sekitar 11%.
Selanjutnya pada tahun buku 2023 PGAS tetap menjaga kebijakan dividen yang tinggi dengan payout ratio sebesar 84,10%. Dividend per share yang dibagikan mencapai Rp160, memberikan yield yang kompetitif bagi investor.
PGAS mencatat kinerja keuangan yang impresif sepanjang Januari-September 2024 dengan laba bersih mencapai US$ 263,38 juta, tumbuh 32,69% secara tahunan (yoy). Dengan pertumbuhan laba ini, earning per share (EPS) PGAS meningkat menjadi Rp215 per saham. Jika perusahaan tetap mempertahankan kebijakan pembagian dividen dengan payout ratio yang sama seperti tahun sebelumnya, yakni 84,10%, maka potensi DPS untuk tahun buku 2024 bisa mencapai Rp 180 per saham.
9. Riwayat Pembagian Dividen ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), sebagai salah satu emiten batu bara terkemuka di Indonesia, dikenal sebagai perusahaan yang rajin membagikan dividen dengan payout ratio yang cukup besar. Dalam dua tahun terakhir, ITMG tetap menunjukkan komitmennya dalam memberikan imbal hasil menarik bagi pemegang saham.
Pada 2023 ITMG dua kali membagikan dividen yaitu Rp 6.416 pada April 2023 dan Rp 2.660 pada September 2023, Dengan harga saham saat itu di kisaran Rp30.000, dividend yield yang diperoleh investor mencapai lebih dari 20%.Selama
Selanjutnya pada 2024, meskipun laba mengalami sedikit penurunan akibat fluktuasi harga batu bara, ITMG tetap mempertahankan payout ratio yang tinggi. Dividen yang dibagikan pada April senilai Rp1.747 dan Rp 1.228 pada September 2024. ITMG tercatat memberikan yield sekitar 18% berdasarkan harga saham saat itu.
Untuk tahun buku 2024, ITMG masih mencatatkan kinerja keuangan yang solid meskipun ada volatilitas dalam harga batu bara global. Laba bersih perusahaan diproyeksikan masih cukup kuat untuk mempertahankan kebijakan dividen yang menarik.
10. Riwayat Pembagian Dividen TLKM
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) merupakan salah satu emiten blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang secara konsisten membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, TLKM memiliki pendapatan yang relatif stabil, yang memungkinkan kebijakan dividen yang berkelanjutan.
Dividen tahun buku 2022, TLKM membagikan dividen sebesar Rp 168 per saham dengan dividend payout ratio sekitar 80%. Dengan harga saham saat itu di kisaran Rp4.000, dividend yield yang diperoleh investor mencapai sekitar 4,2%.
Selanjutnya untuk dividen tahun buku 2023, dengan kinerja yang terus bertumbuh, TLKM membagikan dividen sebesar Rp 178 per saham dengan payout ratio yang masih berada di kisaran 80%. Dividend yield yang dihasilkan berkisar 4,5% berdasarkan harga saham saat itu.
Untuk dividen tahun buku 2024 yang akan dibagikan pertengahan tahun ini, TLKM mencatatkan kinerja yang stabil didukung oleh pertumbuhan bisnis digital dan ekspansi infrastruktur telekomunikasi. Jika perusahaan mempertahankan payout ratio di kisaran 80%, maka dengan asumsi peningkatan laba bersih sekitar 5%-7% dari tahun sebelumnya, potensi dividen yang dibagikan dapat mencapai Rp180 - Rp185 per saham.