Beda LinkAja dengan OVO dan Go-Pay

Ameidyo Daud Nasution
5 Juli 2019, 18:20
linkaja, ovo, gopay, persaingan dompet digital, uang elektronik, fintech, alat pembayaran
LinkAja
Aplikasi besutan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), TCash resmi berubah menjadi LinkAja pada 22 Februari 2019.

Sementara Go-Pay mengandalkan pengisian lewat mengandalkan Bank Himbara, BCA, Permata, BRI Syariah, Bank Mega, CIMB Niaga, Maybank, hingga DBS. Pengisian saldo juga dapat dilakukan di sejumlah ritel seperti Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan, Lawson, hingga pegadaian. 

Vita, seorang pengguna tiga dompet digital itu mengatakan keunggulan OVO dan Go-Pay dalam pengisian dapat dilakukan melalui pengemudi ojek online. Ini lantaran keduanya merupakan bagian dari Grab dan Go-Jek. "Jadi bayar lewat driver bisa," kata wanita yang hobi belanja online ini kepada Katadata.co.idJumat (5/7).

Perbedaan lainnya, lantaran terkoneksi dengan aplikasi transportasi online, OVO dan Go-Pay melayani pembayaran pemesanan online di beberapa retail. Salah satu contohnya, pembayaran Go-Food dan Go-Shop. Begitu pula OVO yang melayani Grab Food dan Grab Groceries yang mengandalkan Happy Fresh.

(Baca: Riset Morgan Stanley Ungkap Ketatnya Persaingan OVO dan Go-Pay)

LinkAja pun tak mau kalah. Selain pembayaran sejumlah layanan BUMN seperti BBM, listrik, elpiji, gas rumah tangga, dan internet, transportasi juga menjadi sasaran dompet digital ini. Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja Edward Kilian Suwignyo mengatakan nantinya aplikasi ini membayar tiket kereta (KRL) Jabodetabek dengan menggunakan sistem QR Code. Saat ini LinkAja sudah digunakan untuk transportasi Kereta Bandara Soekarno Hatta. 

Bahkan, ke depannya aplikasi ini dapat digunakan untuk pembayaran tiket Moda Raya Terpadu (MRT), TransJakarta, hingga jalan tol. Layanan RFID atau stiker yang ditempelkan pada lampu depan mobil yang dapat tersambung dengan platform LinkAja. Caranya dengan menyambungkan teknologi radiofrequency identification (RFID) yang disambungkan dengan platform LinkAja. Nantinya mobil tidak perlu berhenti saat masuk di gerbang tol.

"Saat ini masih uji coba di beberapa titik (Gerbang Tol). Yang sudah menggunakan teknologi ini di rangkaian Jalan Tol di Bali. Akhir tahun 2010, diharapkan jadi 200 titik," kata Edward.

(Baca: LinkAja Berencana Ekspansi ke Hong Kong hingga Taiwan)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...