Sederet Tantangan yang Dihadapi BPR dalam Era Revolusi Industri 4.0

Rizky Alika
6 April 2019, 04:00
uang rupiah
KATADATA
Ilustrasi. BPR menghadapi kendala teknologi dalam persaingan industri 4.0.

Selain itu, ia memandang OJK perlu mengatur pembatasan aplikasi mobile dan internet banking. Dengan demikian, BPR bisa tetap bertahan di tengah revolusi industri 4.0.

Di luar hal tersebut, BPR utamanya perlu melakukan kolaborasi antar BPR dan gencar meningkatkan brand awareness BPR. Menurutnya, kunci utama kesuksesan BPR ialah berkolaborasi. "Semakin banyak BPR yang berkolaborasi, akan menghasilkan solusi yang maksimal. Jadi, jangan beridiri sendiri," katanya.

Direktur Penelitian dan Pengaturan BPR Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ayahandayani menyepakati bahwa BPR perlu memanfaatkan keberadaan big data dan internet. Sebab, kedua hal tersebut juga menjadi pilar utama revolusi industri 4.0.

(Baca: Tak Penuhi Modal Inti Minimum, OJK Akan Batasi Aktivitas Seribuan BPR)

“Dalam gelombang revolusi digital, konsumen menutut banyak hal. Mereka jarang ke bank, sekarang ke ATM pun jarang. Maunya internet banking, belanja lewat e-commerce," katanya.

Ia mengatakan, ada beberapa startegi OJK dalam menguatkan BPR, seperti mendukung konsolidasi (merger) dan meningkatkan infrastruktur BPR. Di sisi lain, OJK juga membuka potensi kerja sama antara BPR dengan lembaga jasa keuangan (LJK), fintech keuangan, atau provider IT lainnya. 

Dari sisi prudensial, OJK akan melihat kualitas aset dan permodalan serta melakukan manajemen risiko. Dengan demikian, BPR dapat memenuhi standar modal inti minimum yang ditentukan OJK sampai akhir 2019.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...