Risiko Global Meningkat, Investor Alihkan Aset ke Emas dan Dolar AS

Ferrika Lukmana Sari
3 April 2024, 13:56
Dolar
ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/wpa/rwa.
Seorang petugas menunjukkan lembaran uang dolar Amerika Serikat di Jakarta, Senin (27/11/2023). Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.494 per dolar AS, menguat 71 poin atau 0,46 persen dari perdagangan sebelumnya.
Button AI Summarize

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, ketidakpastian ekonomi global telah mendorong investor mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman atau safe haven seperti dolar AS dan emas sehingga turut berdampak pada volatilitas rupiah saat ini.

"Melemahnya perekonomian global dan meningkatnya ketegangan geopolitik, memaksa pelaku pasar untuk menempatkan dananya pada instrumen yang dianggap aman seperti dolar AS dan komoditas emas," kata Reny dikutip dari Antara, Rabu (3/4).

Untuk memitigasi volatilitas eksternal, Bank Indonesia (BI) akan melanjutkan triple intervensi, twist operasi, implementasi Devisa Hasil Ekspor (DHE), dan lelang instrumen terkini untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan menyerap aliran modal.

Instrumen tersebut meliputi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), serta Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

Sejak awal 2024 sampai dengan 27 Maret 2024, total modal asing keluar bersih di pasar surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 33,31 triliun. Sementara modal asing masuk bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp 28,90 triliun dan Rp 20,05 triliun.

Reny menuturkan bahwa data perekonomian, kondisi perekonomian global, ekspektasi inflasi, dan kebijakan moneter merupakan faktor penentu utama yang dapat mengarahkan bank sentral untuk menerapkan penurunan suku bunga.

Saat ini, peningkatan permintaan dolar AS juga didorong oleh berbagai data perekonomian AS yang menunjukkan perbaikan, di mana produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal IV-2023 direvisi naik menjadi 3,4% secara kuartal atau quarter on quarter (qoq) dari sebelumnya 3,2% (qoq).

Menurut dia, suku bunga bank sentral AS, The Fed atau Fed Funds Rate berpotensi turun paling cepat pada paruh kedua 2024. Begitu pula potensi penurunan suku bunga acuan BI atau BI-Rate baru akan terjadi pada paruh kedua tahun ini.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...