Tertahan Rp 13.300, BI: Rupiah di Bawah Nilai Fundamental

Desy Setyowati
24 Maret 2017, 18:30
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean juga menyebut posisi rupiah saat ini sedikit undervalued. Kenaikan bunga dana bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate sebanyak dua kali lagi tahun ini juga kemungkinan tidak akan menggeser jauh nilai tukar rupiah. Sebab, Presiden AS Donald Trump dan Menteri Keuangannya sudah menegaskan bahwa tidak akan membiarkan dolar AS kelewat menguat.

"Makanya waktu Fed Fund Rate naik, dolar AS turun kan, karena Trump dan Menkeunya bilang enggak mau dolar terlampau kuat. Itu kan urusan politik bukan market (pasar)," kata Adrian kepada Katadata.

Penguatan dolar AS yang signifikan bakal membuat neraca perdagangan Negeri Paman Sam defisit, karena banyaknya impor. Bila nilai dolar AS tak melambung tinggi, maka nilai mata uang lainnya kemungkinan tak akan melemah terlalu dalam. Adrian memprediksi, nilai tukar rupiah bakal bergerak di kisaran Rp 12.500 hingga Rp 13.500 per dolar AS. 

Di sisi lain, Ekonom Bank Central Asia David Sumual berpendapat, semestinya nilai tukar rupiah sedikit melemah lantaran inflasi tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu. Namun, kenyataannya nilai tukar rupiah justru cenderung turun sejak awal tahun ini.

Meski begitu, ia menilai level rupiah saat ini masih baik. "Masih oke kok," ucapnya. Penguatan rupiah seiring dengan aliran dana asing yang terus masuk. (Baca juga: BI Ramal Dana Asing di Saham dan Obligasi Tergerus Kenaikan Bunga Fed)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...