Bank Dunia Prediksi Defisit Anggaran Berisiko Naik Jadi 2,6 Persen

Desy Setyowati
22 Maret 2017, 15:03
Bank Dunia
Arief Kamaludin | Katadata

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Tim Reformasi Perpajakan dan Ditjen Pajak juga bakal segera menentukan kebijakan cepat guna meningkatkan penerimaan. Sejauh ini, menurut dia, tim reformasi masih melakukan evaluasi. 

“Tim reformasi dan dari pajak (Direktorat Jenderal Pajak) meminta waktu untuk mengevaluasi Maret sampai April ini,” ucapnya. Adapun, upaya pengejaran penerimaan saat ini dianggap sulit karena amnesti pajak yang masih berlangsung. (Baca juga: Tim Reformasi Pajak, Sri Mulyani Libatkan KPK, IMF, Pengusaha)

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai target penerimaan tahun ini masih terlalu tinggi. Karena itu, ia memperkirakan akan terjadi selisih antara target dengan realisasi (shortfall) pajak sebesar Rp 120 triliun sampai Rp 127 triliun tahun ini.

Meski begitu, shortfall tersebut lebih kecil dari tahun lalu yang mendekati Rp 250 triliun. "Penerimaan pajak mungkin akan berkurang (tidak sesuai target) atau shortfall, kalau tahun lalu Rp 250 triliun dan tahun ini setengahnya lah Rp 127 triliun,” ujar Anton saat media briefing di Jakarta, Senin (6/3).

Menurut Anton, salah satu penyebab shortfall adalah masih berlangsungnya program amnesti pajak (tax amnesty) hingga akhir Maret ini. Ia pun memprediksi, defisit anggaran berpeluang melebar dari target 2,41 persen menjadi 2,6 persen. Meski begitu, Menteri Keuangan tentu akan menjaga defisit anggaran sehingga tak mendekati batasnya. Karena itu, ia memperkirakan pemerintah akan membatasi belanja.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...