Sri Mulyani Peringatkan Bahaya Dampak Gagal Bayar Utang Yunani

Desy Setyowati
20 Februari 2017, 16:56
Sri Mulyani
Arief Kamaludin (Katadata)

(Baca juga: BKPM: Ekonomi Indonesia Harus Selalu Seksi untuk Tarik Investor)

Adapun tantangan APBN di 2017 ini masih terkait seretnya penerimaan negara. Hal tersebut imbas dari rendahnya perekonomian dan permintaan dunia, terutama akibat rebalancing perekonomian Cina. Kondisi tersebut juga yang membuat penerimaan 2016 menurun ke titik terendah dalam satu dasawarsa terakhir.

Maka itu, ia menyatakan, pemerintah fokus untuk memaksimalkan belanja negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah, kata dia, berfokus memaksimalkan anggaran pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar untuk mengurangi kemiskinan. Belanja tersebut merupakan bentuk investasi pemerintah dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Belanja tersebut dinilai bisa meningkatkan produktivitas ke depan dan mendorong daya beli masyarakat dalam jangka pendek. "Ini bukan masalah punya uang atau tidak? Tapi bagaimana kami membelanjakan," kata dia.  (Baca juga: Aneka Risiko Ekonomi Mengancam, BI Tahan Suku Bunga Acuan)

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang mencapai 5,02 persen juga menjadi bekal bagi Indonesia untuk menghadapi ketidakpastian global ke depan. Sebab, realisasi tersebut jauh lebih baik dibanding perekonomian dunia yang terus menurun secara konstan sejak krisis global dan mencapai titik terendah tahun lalu sebesar 3,1 persen. (Baca juga: BI: Pilkada Serentak Dorong Pertumbuhan Ekonomi)

"Ini jadi salah satu yang bisa dianggap sebagai bekal untuk sikapi kondisi environment dunia ini dan bagaimana instrumen pemerintah untuk didesain guna mengurangi ketidakpastian global dan di saat yang sama memperkuat ekonomi di dalam negeri," ujar Sri Mulyani.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...