The Fed Ragu-Ragu, Rupiah Menguat 2,4 Persen dalam Dua Hari

Maria Yuniar Ardhiati
7 Juni 2016, 18:25
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

(Baca: Otoritas Moneter Waspadai Kenaikan Fed Rate)

“Saya terus berpikir bahwa suku bunga akan dinaikkan bertahap untuk memastikan stabitilas harga dan keberlangsungan lapangan kerja untuk jangka panjang,” kata Yellen, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (7/6). Pernyataan ini sebelum The Fed memasuki masa tenang menjelang rapat pada 14-15 Juni mendatang.

Manajer senior portofolio dari Aberdeen Asset Management Plc. di New York, Lynn Chen, menilai pidato Yellen tidak seperti yang diharapkan investor karena tidak menyebutkan waktu kenaikan suku bunga. Padahal, dalam risalah rapat The Fed bulan lalu sempat terungkap kecenderungan para pejabat bank sentral AS untuk menaikkan Fed rate pada bulan Juni ini.

(Baca: Rupiah Paling Terpukul Akibat Spekulasi Kenaikan Bunga The Fed)

“Pasar kemudian menjadi skeptis karena ketidakpastian tersebut,” ujar Bipan Rai, Direktur Eksekutif Strategi Makro dan Valuta Asing Canadian Imperial Bank of Commerce di Toronto, Kanada. (Baca: Rupiah Paling Terpukul Akibat Spekulasi Kenaikan Bunga The Fed)

Para investor dan ekonom memperkirakan, kenaikan suku bunga belum akan terjadi bulan ini maupun Juli mendatang. Kemungkinan kenaikan suku bunga baru berlangsung pada September nanti. Alhasil, berdasarkan survei analis oleh Bloomberg, mata uang Amerika Serikat ini diprediksi bakal menguat menjadi US$ 1,10 per euro serta 115 yen pada akhir tahun nanti.

Halaman:
Reporter: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...