Pembengkakan Kredit Bermasalah Menggerus Laba Bank BUMN

Yura Syahrul
24 Februari 2016, 11:57
Bank Mandiri
KATADATA
Bank Mandiri

(Baca: BUMN dan Kementerian Dilarang Minta Bunga Deposito Tinggi)

Tahun ini, perlambatan ekonomi Cina masih akan mempengaruhi ekonomi di dalam negeri. Harga minyak dunia juga diperkirakan masih merunduk. Karena itu, Budi memperkirakan kredit bermasalah masih agak tinggi tahun ini meskipun penyaluran kredit diharapkan bisa tumbuh sekitar 12-13 persen.

Dua sejawat Bank Mandiri sebagai bank berstatus BUMN juga bernasib sama. Akhir Januari lalu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah melansir kinerja keuangan 2015. Laba bersih bank pelat merah ini anjlok 15,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 9,1 triliun. Meski mampu memacu pertumbuhan kredit sebesar 17,5 persen, kinerjanya terpukul oleh pembengkakan kredit bermasalah.

Tahun lalu, kredit bermasalah BNI naik dari Rp 5,1 triliun menjadi Rp 8,3 triliun, dengan peningkatan rasio NPL dari 2 persen menjadi 2,7 persen. Alhasil, CKPN BNI melonjak hampir dua kali lipat dari Rp 6,7 triliun menjadi Rp 11,7 triliun. Adapun rasio provisinya naik dari 130,1 persen menjadi 140,4 persen.

(LPS: Bank Kurang Mampu Tangani Risiko Pertumbuhan Kredit)

Sementara itu, dalam publikasi kinerja keuangan 2015 pada awal Februari lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat laba bersih sebesar Rp 25,2 triliun atau cuma naik tipis 4,3 persen dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, rasio NPL gross bank pelat merah ini naik dari 1,69 persen menjadi 2,02 persen. Alhasil, provisi BRI meningkat 52,9 persen menjadi Rp 8,58 triliun. Faktor ini turut berperan mengerem laju pertumbuhan laba bersihnya.

Tahun ini, kondisinya diperkirakan belum akan berubah seperti 2015. Manajemen BRI memperkirakan, pertumbuhan laba bersih cuma sekitar 3-5 persen. Sedangkan rasio kredit bermasalah diperkirakan naik menjadi 2,1 persen hingga 2,4 persen.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...