Antisipasi Kredit Bermasalah, Laba Bersih Semester I BNI Melemah 41,6%

Image title
18 Agustus 2020, 19:04
laba bersih bni, dampak covid 19,
ANTARA FOTO/Feny Selly/wsj.
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir tenggorokan salah satu peserta pada tes usap (Swab Test) COVID 19 gratis BNI Berbagi di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (8/6/2020).

Kemudian dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BNI mampu menghimpun Rp 662,38 triliun tumbuh hingga 11,3% yoy dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu yang senilai Rp 595,07 triliun

"Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (current account savings account/CASA) sebagai prioritas utama, yang kami maksudkan untuk memperbaiki cost of fund ke depan," kata Adi.

BNI berhasi meraih pendapatan bunga sebesar Rp 28,16 triliun, turun 1,5% yoy dari Rp 28,59 triliun pada semester I 2019. Sementara, beban bunga mencapai Rp 10,36 triliun atau turun 5,6% yoy dari Rp 10,98 triliun. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih BNI mencapai Rp 17,79 triliun, naik 1% yoy dari Rp 17,61 triliun.

Restrukturisasi Kredit dan Penyaluran Dana Pemerintah

Dalam menghadapi dampak pandemi, BNI secara aktif merestrukturisasi kredit debitur yang berkinerja baik, namun bisnisnya terdampak Covid-19. Sepanjang semester I, BNI telah menyetujui restrukturisasi kredit sebesar Rp 119,27 triliun atau 21,9% dari total kredit.

Pemberian restrukturisasi kredit ini diharapkan dapat meringankan beban debitur dalam melewati krisis akibat pandemi Covid-19. "Harapannya, saat Covid-19 dapat ditanggulangi, bisnis debitur dapat kembali ke arah yang lebih baik," kata Adi.

Restrukturisasi kredit BNI paling besar berasal dari segmen korporasi, nilainya yang disetujui mencapai Rp 48,4 triliun. Diikuti oleh sektor bisnis kecil dan menengah yang nilai restrukturisasinya masing-masing Rp 36,85 triliun dan Rp 23,9 triliun.

Sementara untuk tahun ini, BNI memasang target pertumbuhan kredit 2-4%. Sepanjang tahun lalu, BNI menyalurkan kredit senilai Rp 556,77 triliun, tumbuh 8,57%. Sedangkan NPL, ditargetkan dijaga di kisaran 3,7-4,5% atau lebih lebih tinggi dibandingkan NPL tahun lalu di level 2,3%.

BNI menyampaikan bahwa, sudah menyalurkan kredit program pemulihan ekonomi nasional (PEN) senilai Rp 9,15 triliun hingga 13 Agustus 2020. Nilai tersebut, telah berlipat 1,83 kali dari penempatan dana pemerintah di BNI yang senilai Rp 5 triliun.

Segmen penyaluran kredit PEN oleh BNI, mayoritas kepada segmen bisnis kecil dengan total Rp 5,49 triliun. Sedangkan kepada segmen korporasi mencapai Rp 3,43 triliun, dan segmen menengah Rp 225 miliar.

BNI menargetkan mampu menyalurkan 3 kali lipat dari penempatan dana pemerintah pada September 2020, yaitu senilai Rp 15 triliun. Adapun segmen yang menjadi sasarannya yaitu segmen bisnis kecil dengan target penyaluran Rp 12 triliun, korporasi Rp 2,55 triliun, dan segmen menengah Rp 492 miliar.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...