Otot Besar Bank Syariah BUMN Setelah Merger

Image title
2 Oktober 2020, 21:44
merger bank syariah bumn, bank syariah, syariah, perbankan, mandiri syariah, bni syariah, bri syariah, btn syariah, bumn, kementerian bumn
Arief Kamaludin|KATADATA
Perbankan syariah

Modal inti tersebut berasal dari Bank Syariah Mandiri yang memiliki modal inti senilai Rp 9,44 triliun per semester I 2020. Lalu ditambah modal inti BNI Syariah yang senilai Rp 5,07 triliun dan BRI Syariah Rp 4,93 triliun. Baik aset maupun modal inti, berpotensi lebih besar lagi jika ditambahkan dengan BTN Syariah yang saat ini masih berstatus Unit Usaha Syariah (UUS).

"Dengan merger, Indonesia jadi benar-benar punya bank syariah yang besar. Dari sisi kepentingan, secara nasional mayoritas penduduk kita muslim. Tapi, kalau syariah sekarang, alakadarnya," kata Aviliani.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai bank syariah BUMN hasil merger ini bisa membuat industri syariah khususnya perbankan menjadi lebih maju dari sebelumnya. Hal ini tentu bisa berpengaruh juga pada pelaku pasar saham karena salah satu bank syariah BUMN, BRI Syariah merupakan emiten yang listing di Bursa.

Menurutnya, pelaku pasar berharap bisa membuat kinerja bank berkode emiten BRIS ini menguat di tahun-tahun yang akan datang. Harapan tersebut terlihat dari kinerja saham BRI Syariah di pasar modal, di mana sejak awal tahun, harganya meroket hingga 134,85% menjadi Rp 775 per saham pada penutupan perdagangan Jumat (2/10).

"Untuk pelaku pasar tentu sentimen tersebut dapat dimanfaatkan dimana prospek berkembangnya bisnis perbankan syariah dapat berdampak pada pergerakan saham dari BRIS," kata Okie kepada Katadata.co.id, Jumat (2/10).

Potensi besar bank syariah BUMN setelah merger juga sempat diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. Penggabungan empat bank syariah milik perusahaan pelat merah diharapkan bisa menciptakan bank syariah dengan modal inti minimal Rp 30 triliun atau masuk kelompok BUKU IV.

"Kami menyambut baik rencana Kementerian BUMN untuk membentuk satu sinergitas bank syariah yang lebih besar sehingga membentuk bank yang levelnya sama seperti bank buku empat," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah Tahun 2020, Senin (21/9).

Saat ini, belum ada satupun bank syariah yang masuk dalam kelompok buku IV. Baru terdapat enam bank konvensional dari total seluruh perbankan yang ada di Indonesia yang masuk dalam kelompok tersebut, yakni Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, Bank CIMB Niaga dan Bank Danamon.

Wimboh menyayangkan hal tersebut lantaran saat ini jumlah perusahaan yang bergerak di sektor keuangan syariah maupun variasinya sangat banyak. OJK mencatat terdapat 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, 162 bank pembiayaan rakyat syariah di sektor perbankan.

Selain itu, ada 64 asuransi syariah, 43 pembiayaan syariah, 7 penjaminan syariah, 11 fintech syariah, 76 lembaga keuangan mikro syariah, dan 13 industri non bank syariah lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut perbankan syariah sudah membukukan kinerja cukup baik dengan pertumbuhan dua digit pada 2019 dengan pangsa pasar di atas 5%. Namun, seperti industri keuangan lainnya, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak bagi perbankan syariah.

"Sehingga ini tantangan yang tidak mudah," ujar Sri Mulyani dalam kesempatan yang sama dengan Wimboh.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...