Bank Harda Jual Saham Baru Pasca-Dicaplok CT, Harga Sahamnya Anjlok

Image title
6 April 2021, 16:17
Ilustrasi transaksi PT Bank Harda.
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.
Ilustrasi transaksi PT Bank Harda.

"Sehingga berpotensi terjadinya dilusi pada investor yang tidak menebus rights tersebut," kata Lanjar.

Meski begitu, langkah rights issue yang dilakukan oleh Bank Harda bisa memberikan efek positif pada bisnis perusahaan. Pasalnya, dana tersebut digunakan untuk pengembangan kredit perusahaan.

"Bank Harda setelah resmi menjadi bagian dari CT Corp memiliki target ke depan yang cukup menarik, dimana bank ini akan dijadikan bank digital," kata Lanjar kepada Katadata.co.id, Selasa (6/4).

Secara fundamental, Lanjar menilai saham Bank Harda masih cukup menarik saat ini. Pasalnya, harga saham terhadap nilai buku alias price to book value (PBV) Bank Harda masih di bawah saham bank yang berpotensi menjadi bank digital, seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Berdasarkan data RTI Infokom, PBV Bank Harda sebesar 11,21 kali, sedangkan Bank Jago mencapai 88,76 kali. "Secara fundamental, PBV masih di bawah rata-rata saham potensi bank digital. Di harga saat ini, cukup menarik. Rekomendasinya, buy on weakness," kata Lanjar.

Di lain pihak, analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, PBV Bank Harda saat ini tergolong tinggi. Jika dibandingkan dengan Bank Jago, memang jauh lebih rendah. Tapi, dengan bank sejenis yang berencana melakukan transformasi digital, PBV Bank Harda termasuk tinggi.

"Di harga saham Bank Harda sekarang pun, harganya masih dinilai tinggi jika dibandingkan dengan saham sejenis," kata Sukarno kepada Katadata.co.id, Selasa (6/4).

Seperti PBV PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dengan rasio 5,41 kali. Begitu juga PBV PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) yang sebesar 2,04 kali atau PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) sebesar 1,96 kali. Termasuk saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dengan PBV 2,21 kali dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebesar 2,87 kali.

Harga saham Bank Harda dan beberapa saham bank kecil lainnya memang sempat mengalami kenaikan signifikan pada medio Februari 2021. Namun, karena kenaikan signifikan tersebut, harganya mulai rontok pada Maret 2021.

Oleh karena harga saham Bank Harda saat ini yang relatif tinggi, menjadi wajar jika harga sahamnya dalam beberapa waktu terakhir mengalami koreksi.

"Pelaku pasar bisa jadi switching ke saham yang lebih murah dibandingkan Bank Harda atau faktor lainnya karena pelaku pasar melakukan penjualan untuk meminimalisasi penurunan yang lebih dalam," ujar Sukarno.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...