Prospek Bank Jago: antara Kolaborasi Digital dan Ancaman Bank Besar

Lavinda
Oleh Lavinda
29 Juli 2021, 18:38
PT Bank Jago Tbk diperkirakan mengalami peningkatan rasio kapitalisasi pasar terhadap nilai buku atau price to book ratio (P/B ratio) sebesar 30,7x atau melonjak 3,04 dari rerata P/B ratio dalam lima tahun terakhir.
Katadata
Bank Jago meluncurkan aplikasi keuangan bank digital

Selain itu, bank merupakan lembaga keuangan berbasis kepercayaan. Bank Jago membutuhkan lebih banyak upaya dan waktu untuk membangun reputasi sebelum calon nasabah bersedia membuka rekeningnya,

Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sebanyak 80,5% dari total pendanaan bank didominasi oleh nasabah dengan besaran pendanaan lebih dari Rp 200 juta. Oleh karena itu, hanya ada ceruk pasar yang tersisa bagi bank digital untuk bersaing satu sama lain.

Oleh karena itu, menurut dia, ekosistem digital yang mapan berperan penting dalam menentukan keberhasilan Bank Jago untuk meraih pendanaan.

Transformasi ARTO Menjadi Bank Digital

Pada tahun 1992, Bank Jago didirikan dengan nama PT Bank Artos Indonesia Tbk. Dalam perkembangannya, 2019 lalu, perusahaan memulai transformasinya menjadi bank berbasis teknologi, setelah diakuisisi oleh PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT).

Pada tahun 2020, PT Dompet Karya Anak Bangsa, perusahaan yang memiliki entitas penyedia e-wallet, GoPay, mengakuisisi 22,2% dari total saham perusahaan. Masih di tahun yang sama, perusahaan berubah nama menjadi PT Bank Jago Tbk. Saat ini, bank memiliki total modal Rp 8 triliun dan diklasifikasikan sebagai bank buku III.

Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago menawarkan solusi keuangan digital dan fitur perbankan reguler melalui aplikasinya. Fitur itu dapat mempersonalisasi tujuan tabungan dan investasi.

Pada semester II 2021, Bank Jago membukukan rugi bersih Rp 46,8 miliar, menyusut dibanding kerugian pada periode yang sama tahun lalu Rp 50,9 miliar. Pendapatan bunga bersih pada enam bulan pertama tahun ini tumbuh 168% menjadi Rp 139,1 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 52 miliar.

"Dengan meningkatnya transaksi di perbankan digital, kami yakin Bank Jago akan mampu membukukan laba positif pada semester II 2021," ujar Rizkia.

Kinerja pembiayaan tumbuh 359% menjadi Rp 2,4 triliun dibanding periode sebelumnya Rp 527 miliar. Hal itu terutama berasal dari pinjaman kemitraan dan ekosistem yang berkembang.

Bank Jago mengoleksi dana murah tumbuh signifikan menjadi Rp 771,4 miliar atau melonjak dari raihan tahun sebelumnya Rp 257,6 miliar. Hal ini didukung oleh peningkatan pengguna di aplikasi Jago. Deposito berjangka berada di level Rp 1,9 triliun pada semester II 2021, atau tumbuh 182% dari periode sebelumnya Rp 678 miliar. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...