Kredit Perbankan Mulai Tumbuh pada Juni Tapi Terancam PPKM
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kondisi sektor keuangan stabil pada semester pertama tahun ini. Kredit perbankan mulai tumbuh pada Juni setelah terkontraksi sejak Oktober 2020.
Penyaluran kredit perbankan pada Juni 2021 tumbuh 0,59% secara tahunan menjadi Rp 67,39 triliun. Ini merupakan pertumbuhan positif pertama pada tahun ini. Sementara dana pihak ketiga mencatatkan pertumbuhan mencapai 11,28%.
Likuiditas sektor perbankan juga masih berada pada level memadai. Rasio alat likuid/non-core deposite dan alat likuid/DPK Juni 2021 terpantau di atas ambang batas atau threshold. Kondisi rasio kecukupan modal (CAD) perbankan juga jauh berada di atas threshold yakni mencapi 24,33%.
"Meskipun indikator ekonomi domestik sampai Juni masih menunjukkan berlanjutnya pemulihan, OJK mencermati adanya penurunan mobilitas karena pemberlakuan PPKM Darurat yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi laju pemulihan ekonomi ke depan," demikian tertulis dalam siaran pers OJK, Kamis (29/7).
Dari sisi lembaga jasa keuangan non-perbankan, sektor asuransi melaporkan penghimpunan premi hingga bulan lalu sebesar Rp 31 triliun. Ini terdiri atas Rp 21,1 triliun asuransi jiwa serta asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 9,9 triliun. Risk-based capital industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing 647,7% dan 314,8%, angkanya jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120%.
Selain itu, sektor fintech P2P lending turut melaporkan pertumbuhan yang signifikan pada baki debet pembiayaan sebesar 101% secara tahunan menjadi Rp 23,38 triliun. Sementara piutang perusahaaan pembiayaan masih terkontrasi tumbuh negatif 11,1% secara tahunan. Begitupun gearing ration perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,03 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali.
OJK juga melaporkan profil risiko lembaga keuangan pada bulan lalu masih relatif terjaga, indikasinya dari nilai NPL gross yang tercatat 3,24%. Rasio NPF perusahaan pembiayaan pada Juni 2021 dilaporkan turun ke level 3,96% dari bulan sebelumnya 4,05%. Selain itu, posisi devisa neto bulan lalu tercatat 2,32%, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20%.
Sementara itu, realisasi penghimpunan dana yang masuk ke pasar modal hingga 27 Juli tercatat Rp 116,6 triliun atau naik 211% dari periode yang sama tahun lalu. OJK melaporkan terdapat 27 emiten baru yang melakukan IPO pada periode yang sama.
"Masih terdapat penawaran umum yang dalam proses dari 86 emiten dengan nilai nominal sebesar Rp 54,2 trliun." demikian tertulis dalam siaran pers OJK pada Kamis, (28/7).
IHSG hingga 23 Juli 2021 tercatat menguat ke level 6,102 atau tumbuh 1,9% secara month-to-date, dengan aliran dana asing yang masuk tercatat sebesar Rp2,02 triliun. Pasar SBN juga terpantau menguat dengan rata-rata yield SBN turun 13,5 bps di seluruh tenor. Namun, investor asing tercatat net sell sebesar Rp11,73 triliun.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubenur BI bulanan memperkirakan kredit perbankan hanya akan tumbuh 4-6% tahun 2021. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya sekitar 7-9%