Bos BCA Ungkap Dilema di Balik Target Hilirisasi Jokowi
Sementara dilema ketiga, menurut Jahja, adalah pengembalian investasi yang membutuhkan jangka waktu lama sehingga membutuhkan kepastian off tacker. Ia mengatakan, perbankan masih bertanya-tanya jika investor hilirisasi sepenuhnya merupakan perusahaan lokal. Ini karena industri hilirisasi membutuhkan off tacker untuk meminimalisi dampak gejolak harga di tengah proses pengembalian investasi yang membutuhkan waktu panjang.
"Kalau tidak ada off tacker, ada risiko kalau terjadi gejolak harga. Kalau harga naik oke, kalau turun problem. Sehingga banyak yang mencari joint venture dengan Cina karena ada off tacker di sana," kata dia.
Menurut Jahja, dilema-dilema tersebut perlu dilihat kembali oleh pemerintah. Jahja menilai program hilirisasi yang tengah didorong pemerintah sangat bermanfaat bagi ekonomi Indonesia karena dapat menjadi sumber pemasukan devisa di dalam negeri.
Menjawab pertanyaan Jahja, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menilai salah satu masalah hilirisasi adalah pendanaan. Doddy tak dapat memberikan jawaban pasti dari pertanyaan Jahja, tetapi berjanji bersama dengan pemerintah akan merumuskan kebijakan untuk mengatasi dilema pendanaan pembangkit untuk proyek smelter tersebut.
Selain itu, Doddy juga menilai pentng bagi pemerintah melakukan reproritasi dari program hilirisasi. "Kami bersama dengan tiga kementerian, kami akan lakukan kajian yang lebih lengkap terkait hilirisasi," ujarnya.