Mitratel Bersolek Jelang IPO: Borong Menara Telkomsel Rp 10,3 Triliun

Safrezi Fitra
16 Oktober 2020, 17:05
Menara Seluler
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi menara telekomunikasi

Rencana IPO Mitratel

Telkom yang saat ini masih memegang 100% kepemilikan Mitratel, rencananya akan melepas sebagian sahamnya. Mitratel akan segera melantai di pasar modal melalui penawaran umum perdana sahamnya ke publik atau initial public offering (IPO). Rencana ini telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagai pemegang saham mayoritas Telkom.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo IPO anak usaha Telkom tersebut merupakan bagian dari program Kementerian BUMN untuk meningkatkan atau menciptakan nilai perusahaan BUMN (value creation). Meski begitu, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai kapan dan berapa target dana yang akan dihimpun dari IPO Mitratel.

 Rencana Telkom membawa Mitratel mencari pendanaan melalui pasar modal sebenarnya sudah beberapa kali muncul dalam 10 tahun terakhir. Pada 2010, Telkom sempat menargetkan Mitratel bisa IPO sebelum 2013 sambil menunggu pengalihan menara Telkomsel. Namun, rencana ini tak kunjung terealisasi.

Pada 2016 kabar IPO kembali mencuat setelah Mitratel batal melakukan tukar guling saham atau share swap dengan perusahaan menara lainnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Tahun lalu pun kabar ini sempat muncul kembali saat Mitratel akan membeli 2.100 menara dari PT Indosat Tbk (ISAT).

Kini, wacana IPO Mitratel sampai mencuri perhatian lembaga keuangan asal Amerika Serikat, JP Morgan, yang mengestimasikan nilai perusahaan tersebut. “Kami memperkirakan enterprise value [EV] Mitratel sekitar US$2,3 miliar—US$3,9 miliar dalam potensi skenario IPO,” tulis Tim Analis J.P. Morgan dalam risetnya, Selasa (29/9), seperti dikutip Bisnis.com.

JP Morgan bahkan sudah memperkirakan sebelum IPO, Telkom akan mengalihkan 20-80% menara Telkomsel kepada Mitratel. Telkom memiliki 33.500 menara yang dipegang oleh Mitratel (16 ribu) dan Telkomsel (17.500). Dengan pengalihan aset menara ini JP Morgan menghitung pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan penyusuta (EBITDA) Mitratel berada di kisaran US$ 240-324 juta, atau sekitar Rp 3,5-4,7 triliun.

“Menjelang IPO potensial Mitratel, kami pikir Telkom Indonesia akan mentransfer portofolio menara dari Telkomsel ke Mitratel untuk mendapatkan keuntungan dari arbitrase relatif ganda dan untuk mengkristalkan nilai kumpulan aset yang lebih besar,” ujar J.P. Morgan.

Tim Analis J.P. Morgan berpandangan IPO Mitratel akan menguntungkan Telkom seiring dengan kristalisasi nilai portofolio menara perseroan. Selain itu, hasil IPO akan mendukung dividen perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut. TLKM mendapatkan rekomendasi overweight dari J.P. Morgan. Target harga saham perseroan berada di level Rp 3.750.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...