Pendapatan 2020 Astra Turun 26%, Lini Agribisnis & Properti Masih Naik

Image title
25 Februari 2021, 20:11
Menara Astra
Dokumentasi Astra
Bisnis otomotif yang merupakan penyumbang terbesar laba Astra International menurun hingga 67,78% pada tahun lalu.

Total pembiayaan baru yang disalurkan oleh unit usaha Astra yang fokus pada pembiayaan alat berat turun sebesar 17% menjadi Rp 3,6 triliun. Kontribusi laba bersih dari divisi ini menurun 59% menjadi Rp 40 miliar.

PT Asuransi Astra Buana mencatat penurunan laba bersih sebesar 16% menjadi Rp 912 miliar, terutama disebabkan penurunan underwriting income. Perusahaan asuransi jiwa Astra Life mencatatkan premi kotor (gross written premium) Rp3,8 triliun, meningkat 11% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada November 2020, Astra mengakuisisi tambahan 49,99% saham PT Astra Aviva Life (PT Asuransi Jiwa Astra) dari Aviva International Holdings Limited. Karena aksi korporasi ini Astra menjadi memegang saham asuransi tersebut 99,99%.

Bisnis Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi, dan Energi

Sektor bisnis ini juga mengalami penurunan laba hingga 48,89% menjadi Rp 3,43 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah akibat melemahnya harga batu bara hampir sepanjang tahun.

PT United Tractors Tbk (UNTR) yang 59,5% sahamnya dimiliki Astra, melaporkan penurunan laba bersih 47% menjadi Rp 6 triliun. Anak perusahaan UNTR di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 9% menjadi 9,3 juta ton, termasuk penjualan 1,9 juta ton coking coal.

"Kinerja bisnis ini terpengaruh oleh harga batu bara yang lebih rendah," kata Djony.

Anak usaha UNTR lainnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), melaporkan rugi bersih sebesar Rp1,3 triliun. Rugi ini terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya pekerjaan konstruksi proyek selama masa pandemi Covid-19.

Agribisnis

Salah satu 'penyelamat' kinerja Astra sepanjang 2020 adalah sektor agribisnis karena sektor ini mampu menyumbang laba Rp 664 miliar atau meroket hingga 295,24%. Kenaikan ini, terutama dipengaruhi harga minyak kelapa sawit.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki Astra, melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp 211 miliar menjadi Rp 833 miliar. Terutama disebabkan oleh harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi, sebesar 28% menjadi Rp 8.545/kg. Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun sebesar 14% menjadi 2 juta ton.

Harga Saham Astra di Bursa Sepanjang 2020

Astra International didirikan di Jakarta pada 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham kepada masyarakat.

Sepanjang 2020, tahun awal pandemi Covid-19 melanda banyak negara, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan 5,09% menjadi di level 5.979 pada 30 Desember 2020. Sementara, harga saham Astra mengalami penurunan hingga 13% menjadi Rp 6.025 per saham.

Harga saham Astra tercatat paling tinggi pada 15 Januari 2020 di harga Rp 7.200 per saham, sebelum WHO menetapkan Covid-19 menjadi pandemi. Sementara, harga terendah terjadi pada 24 Maret 2020 di harga Rp 3.280 per saham, sesaat setelah penetapan Covid-19 menjadi pandemi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...