Apexindo Kantongi Laba setelah Terpuruk Tahun Lalu, Ini Tiga Pemicunya

Andi M. Arief
8 Desember 2021, 19:35
Apexindo
KATADATA
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai.

Nilai kontrak harian atau daily rate yang didapatkan pada tahun naik 30% - 40% dibandingkan kontrak yang didapatkan tahun lalu. Kenaikan daily rate itu didorong oleh naiknya harga minyak bumi dunia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak Brent secara tahun berjalan pada 2021 terus membaik. Harga minyak Brent bahkan pernah menyentuh level US$ 86 per barel pada Oktober 2021, sedangkan harga Brent per 5 Desember 2021 mencapai US$ 69,91 per barel. 

Adapun, rig perseroan yang telah mendapatkan kontrak tersebut adalah rig lepas pantai, seperti Rig Raisis, Rig Tasha, Rig Yani, dan Rig Raniworo. Seluruh rig tersebut telah berkontrak dengan PT Pertamina.  

Alhasil, perseroan memproyeksikan pendapatan perseroan pada 2022 akan lebih baik dari tahun ini. Pasalnya, sebagian rig memiliki kontrak hingga 2024. 

Analis Pasar Modal sekaligus Founder Bageur Stock Andy Wibowo Gunawan meramalkan harga minyak  Brent pada 2022 akan terus tumbuh. Menurutnya, harga minyak Brent akan berada di rentang US$ 75 - US$ 80 per barrel. 

Pertumbuhan harga itu disebabkan oleh terjaganya pasokan minyak dari Amerika Serikat pasca masuk ke Paris Climate Agreement. Seperti diketahui, Amerika Serikat menggenjot produksi minyak hingga 1.000 barrel per minggu pada 2016-2020 yang membuat harga minyak dunia tertekan. 

Dari dalam negeri, sentimen tingkat vaksinasi dinilai akan mempengaruhi kinerja emiten-emiten sektor minyak dan gas.  Jika harga minyak Brent berhasil mencapai ramalannya, Andy menilai emiten sektor minyak dan gas layak untuk dikoleksi. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...