Kinerja Adaro 2021 Membara Lewat Lonjakan Harga Batu Bara

Intan Nirmala Sari
15 Desember 2021, 07:00
Kinerja Adaro 2021 Membara Lewat Lonjakan Harga Batu Bara
KATADATA/

Sementara itu, di India permintaan listrik melonjak, dan tingginya harga global serta musim hujan menyebabkan habisnya persediaan di pembangkit-pembangkit listrik yang disurvei. Di Asia bagian Timur Laut, permintaan batu bara juga tinggi menyambut masa pengisian persediaan untuk musim dingin.

Adapun dari sisi suplai, ketersediaan di luar Indonesia terhambat oleh cuaca yang kurang baik, peningkatan kasus Covid-19 dan keterbatasan alat berat. Pada Juli 2021, beberapa penambang terpaksa menyatakan keadaan memaksa (force majeure) dan mengubah jadwal pemuatan karena hujan.

Pada awal Agustus, Indonesia dilanda kekurangan batu bara, sehingga PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerapkan larangan ekspor terhadap para produsen yang tidak dapat memenuhi DMO, sehingga ekspor sedikit terganggu selama beberapa hari.

Selain itu, suplai dari Australia terbatas karena wilayah New South Wales (NSW) mengalami lockdown Covid-19, sehingga membatasi operasi tambang dan pelabuhan Newcastle. Keterlambatan alat berat juga menghambat peningkatan produksi dari para penambang Australia. Produsen Rusia dan Afrika Selatan juga menghadapi masalah terkait angkutan kereta api, yang membatasi throughput pelabuhan.

Akibat berbagai faktor penghambat suplai, kinerja penjualan batu bara Adaro turun sebanyak 5 % yoy menjadi 38,86 juta ton hingga September 2021. 

Di samping itu, aktivitas pengupasan lapisan penutup mencatatkan kenaikan 8 % dalam sembilan bulan pertama tahun ini, mencapai 173,03 Mbcm. Sedangkan untuk nisbah kupas di periode yang sama mencapai 4,36 kali. Manajemen mengklaim cuaca yang kurang baik turut memperlambat aktivitas pengupasan penutup. 

Adapun kenaikan nisbah kupas maupun biaya penambangan, mendorong beban pokok pendapatan Adaor naik 7 % yoy menjadi US$ 1,6 juta. Hal itu dikarenakan adanya peningkatan harga bahan bakar dan pembayaran royalti akibat kenaikan harga jual rata-rata.

Kenaikan nisbah kupas per September 2021 mencapai 12 % yoy, karena volume pengupasan lapisan penutup 8 % lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, kenaikan nisbah kupas per September 2021 sejalan dengan panduan kerja tahunan Adaro untuk meningkatkan nisbah kupas, sehingga memerlukan pengupasan lapisan penutup skala besar, dan biaya kas batu bara pun naik 8 % yoy.

Pengolahan Biofuel Adaro
Pengolahan Biofuel Adaro (Katadata)

Hijaunya Saham ADRO

Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham sektor energi menjadi salah satu penopang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini. Di mana, sepanjang 2021 saham sektor energi sudah tumbuh 39,3 %, Selasa (14/12).

Di antara 70 saham yang tergabung dalam indeks tersebut, Adaro turut berkontribusi dalam kenaikan indeks tersebut. Di mana, per Selasa (14/12) saham ADRO tumbuh 34,3 % ke level Rp 1.920 per lembar saham. Adapun kapitalisasi pasar emiten pertambangan ini sebanyak Rp 61,4 triliun, di mana investor asing melakukan aksi jual Rp 31,2 miliar di seluruh market, hari ini. 

Saham ADRO sudah melantai di BEI sejak Juli 2008. Pada penawaran perdananya, Adaro melego 11,14 miliar lembar sahamnya dengan harga Rp 1.100 per lembarnya. Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan berhasil mengantongi dana 12,25 triliun. 

Dilansir dari RTI Business, pergerakan saham ADRO cenderung stabil di zona hijau dalam lima tahun terakhir, dengan kenaikan mencapai 66,9 %. Adapun per 30 November 2021, saham pengendali Adaro dipegang perusahaan induk, PT Adaro Strategic Investment sekitar 14 miliar lembar saham atau setara 43,9 % dari total saham keseluruhan. Sedangkan Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir memiliki 6,18% saham perusahaan atau setara 1,9 miliar lembar saham.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...