Antam dan PLN Belum Sepakat Jual Beli Listrik untuk Smelter Feronikel
"Adapun dana pembangunan yang dibutuhkan US$ 4,5 miliar," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR beberapa waktu lalu.
Adapun ke 12 perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Gulf Mangan Grup (mangan), Bintang Smelter Indonesia (nikel), Macika Mineral Industri (nikel), Ang Fang Brothers (nikel), Teka Mining Resources (nikel), Mahkota Konaweeha (nikel).
Kemudian, Arta Bumi Sentra Industri (nikel), Sinar Deli Bantaeng (nikel), Dinamika Sejahtera Mandiri (bauksit), Laman Mining (bauksit), Kalbar Bumi Perkasa (bauksit), Smelter Nikel Indonesia (nikel).
Selain pendanaan, Ridwan juga membeberkan terdapat kendala operasional seperti perizinan terkait HGB, IMB, IPPKH terhadap lima perusahaan.
Kendala lainnya yakni terkait berupa pasokan energi, setidaknya terdapat tujuh perusahaan yang masih terkendala soal penyediaan listrik.
"Kami terus berupaya mencari solusi untuk dukungan pendanaan. Beberapa yang dilakukan seperti misalnya one on one meeting jika ada kendala pasokan energi," ujarnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan smelter dapat mencapai 53 unit hingga 2024. Adapun hingga 2020, jumlah smelter yang telah dibangun mencapai 19 unit.
Sebanyak empat pabrik smelter akan beroperasi tahun ini. Salah satunya adalah smelter feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk di Tanjung Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara.
Tiga lainnya adalah smelter milik PT Cahaya Modern Metal Industri di Cikande, Serang, Jawa Barat, PT SNI di Cilegon, Banten, dan PT Kapuas Prima Coal di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.