Induk Shopee dan Grab Kantongi Izin Bank Digital di Malaysia

Desy Setyowati
4 Mei 2022, 11:05
Shopee, bank digital, malaysia, Grab
Katadata/Desy Setyowati
Shopee dan Grab

Boost adalah unit dari grup telekomunikasi Malaysia Axiata. Sedangkan RHB adalah grup jasa keuangan terintegrasi terbesar keempat di Malaysia.

Lalu AEON Credit Service beroperasi di Malaysia selama 25 tahun dan sekarang memiliki sekitar 65 gerai ritel dengan lebih dari empat juta pelanggan. Kemudian MoneyLion, yang didirikan bersama oleh Foong Chee Mun Malaysia, adalah bank digital di Amerika Seikat (AS).

Sedangkan KAF Investment Bank ialah unit penyedia layanan keuangan terdiversifikasi KAF Group. Perusahaan ini bermitra dengan teknologi finansial (fintech) MoneyMatch dan platform e-commerce Carsome untuk mengamankan lisensi bank digital.

“Dengan mengadopsi teknologi digital secara lebih luas untuk transaksi sehari-hari, kami dapat secara signifikan meningkatkan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam perekonomian,” kata gubernur bank sentral Nor Shamsiah dalam pernyataan pers, dikutip dari Business Insider.

Caranya, “dengan mengatasi hambatan geografis, mengurangi biaya transaksi dan mempromosikan manajemen keuangan yang lebih baik,” tambah dia.

Ia menyampaikan, bank digital dapat membantu individu dan bisnis mendapatkan akses yang lebih baik ke solusi yang lebih dipersonalisasi yang didukung oleh analisis data. “Saat bisnis bergerak online, perbankan digital juga memberikan cara yang lebih aman dan nyaman untuk bertransaksi,” ujar Nor.

Salah satu kepala peringkat lembaga keuangan RAM Ratings Sophia Lee mengatakan, masuknya bank digital ke Malaysia akan memacu inovasi keuangan dan mempercepat digitalisasi layanan keuangan.

“Dengan memanfaatkan teknologi berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) atau bentuk lain dari algoritme prediktif bersama dengan analisis data besar, bank digital dapat melakukan penilaian alternatif risiko kredit untuk memungkinkan inklusi keuangan yang lebih besar,” katanya.

Dengan adanya banyak digital, mereka yang tidak memiliki dokumentasi standar atau riwayat kredit, terutama pekerja pertunjukan, bisa memperoleh akses ke layanan keuangan.

Lee mencatat bahwa partisipasi bank digital juga akan memicu persaingan dalam pinjaman ritel tanpa jaminan, yaitu, pinjaman pribadi dan kartu kredit, serta segmen usaha mikro dari perbankan tradisional. Ini mewakili sekitar 7% dan 4% dari masing-masing pinjaman sistem perbankan di Malaysia.

Malaysia merupakan negara ketiga di Asia Tenggara yang memberikan lisensi bank digital setelah Singapura dan Filipina. Bisnis ini juga berkembang di Indonesia, dengan perkiraan jumlah pengguna sebagai berikut:

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...