Saham AS Anjlok, Perusahaan Warren Buffett Rugi Rp 653,9 Triliun
"Bisnis berkinerja baik meskipun suku bunga lebih tinggi, tekanan inflasi dan kekhawatiran geopolitik," kata Shanahan seperti dikutip Reuters.
"Ini memberi saya kepercayaan pada perusahaan jika ada resesi," lanjutnya.
Berkshire juga memperlambat pembelian saham, termasuk milik mereka, meskipun masih memiliki US$ 105,4 miliar uang tunai yang dapat digunakan.
"Berkshire adalah mikrokosmos dari ekonomi yang lebih luas," jelas analis CFRA Research, Cathy Seifert. yang memiliki peringkat "hold" di Berkshire.
"Banyak bisnis menikmati peningkatan permintaan, tetapi mereka tidak kebal terhadap biaya input yang lebih tinggi dari inflasi," tambahnya.
Investor mengamati Berkshire dengan cermat karena reputasi Buffett, dan karena hasil dari lusinan unit operasi perseroan yang berbasis di Nebraska, Omaha, sering mencerminkan tren ekonomi yang lebih luas.
Unit-unit tersebut termasuk seperti perusahaan energi dengan nama sama, beberapa perusahaan industri, dan merek seperti Dairy Queen, Duracell, Fruit of the Loom dan See's Candies.
NASDAQ, bursa saham AS yang berisi banyak perusahaan teknologi, sudah mencatatkan penurunan indeks sekitar 28% sejak awal tahun sampai 12 Mei 2022 (year-to-date/ytd), terparah sejak krisis keuangan 2008.