Erick Thohir Target Setoran Dividen BUMN Naik jadi Rp 43 T di 2023

Syahrizal Sidik
8 September 2022, 15:03
Erick Thohir Target Setoran Dividen BUMN Naik Jadi Rp 43 T di 2023
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp..
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) bersama Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri) mengikuti rapat kerja bersama di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menargetkan kontribusi setoran dividen dari perusaaan pelat merah akan mencapai Rp 43,3 triliun tahun depan.

Nilai ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan Kementerian BUMN sebelumnya yang senilai Rp 36,4 triliun setelah BUMN melakukan efisiensi dan perbaikan model bisnis. 

"Untuk dividen 2023 kita akan naik ke Rp 43,3 triliun dan kita optimistis di 2024 pun akan lebih dari Rp 43 triliun, jadi ada kenaikan yang berjenjang," ungkap Erick, saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9).

Dari sisi kinerja, BUMN mencatatkan pertumbuhan kinerja di tengah pandemi Covid-19.  Sebagai gambaran, total aset seluruh perusahaan pelat merah berhasil tumbuh 8% menjadi Rp 8.978 trilun pada 2021 dibanding tahun 2020 yang sebesar Rp 8.312 triliun.

Dari sisi pendapatan usaha perusahaan BUMN secara konsolidasi juga naik menjadi Rp 2,292 triliun dari sebelumnya Rp 1.930 triliun. "Ini mirip dengan situasi sebelum covid, artinya sudah kembali normal," kata Erick.

Sedangkan, dari sisi perolehan laba bersih BUMN naik 9 kali lipat dari yang hanya sebesar Rp 13 triliun di 2020 menjadi Rp 125 triliun berkat efisiensi dan perbaikan bisnis model BUMN. Kita harapkan di 2022 laba konsolidasi di Rp 144 triliun, tetap naik," tandasnya.

Selain itu, Erick juga memaparkan bahwa total utang pendanaan konsolidasi BUMN pada 2021 sebesar Rp 1.580 triliun atau hanya 36% dari investasi tertanam (modal ekuitas plus utang pendanaan) pada BUMN dengan Rp 4.358 triliun.

Utang pendanaan terhadap EBITDA juga menurun dari rasio 4,26 ke 3,37.  Semakin rendah angka rasio utang terhadap EBITDA, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar utang.

"Jadi kondisinya sehat. Kita memang memfokuskan utang pendanaan investasi karena kita ingin memastikan bahwa utang-utang ini punya return atau pengembalian yang baik," ungkapnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...