Beban Naik, Laba XL Axiata Turun 3,46% Jadi Rp 1,01 Triliun di Q3
Di samping itu, aset perseroan EXCL tercatat Rp 81,67 triliun atau naik 12,26% dari posisi Desember tahun lalu yaitu Rp 72,75 triliun.
Adapun, perseroan mengatakan ada sejumlah peluang positif di industri telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk dapat meningkatkan performa ke depan.
Peluang pertama yaitu permintaan pada layanan fixed data, di mana penetrasi untuk layanan ini masih cukup rendah. Artinya, ada potensi besar bagi operator telekomunikasi untuk meraih pertumbuhan tinggi di layanan konsumer maupun segmen korporasi.
Kedua, permintaan untuk layanan digital akan tetap kuat karena masyarakat merasa mendapatkan banyak kemudahan dengan gaya hidup hibrida. Compounded Annual Growth Rate atau CAGR untuk konsumsi data pengguna layanan seluler diproyeksikan mencapai 16% hingga tahun 2026.
Compounded Annual Growth Rate atau CAGR merupakan tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu.
Ketiga, pelanggan menginginkan layanan yang simpel dan lengkap. Hal ini merupakan peluang untuk produk konvergensi yang dapat memberikan pengalaman lengkap bagi pelanggan XL.