Suku Bunga Acuan Naik Agresif, Ini Dampaknya Pada Emiten Properti

Patricia Yashinta Desy Abigail
22 November 2022, 15:40
Properti
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Pengunjung melihat maket perumahan pada pameran Indonesia Properti Expo 2022 di JCC, Jakarta, Minggu (20/11/2022).

Sependapat, Research & Consulting PT Infovestama Utama, Nicodemus Anggi, mengatakan kenaikan suku bunga acuan secara langsung berdampak negatif pada prospek negatif saham-saham di sektor properti.

"Di 2023 tren nya diperkirakan sama karena kita tengah memasuki rezim suku bunga tinggi. Kenaikan suku bunga acuan yang turut mendongkrak tingginya suku bunga pinjaman akan membuat investor lebih memilah-milah dalam membeli atau menyewa properti,"katanya.

Akibatnya, menurut Nico, sisi permintaan terhadap properti akan berkurang. Sehingga proyeksi pendapatan atau penjualan perusahaan emiten properti akan berkurang jika tidak disiasati dengan perluasan lini bisnis yang lain.

Kenaikan suku bunga BI7DRR secara agresif sebesar 50 bps ini merupakan yang ketiga kalinya secara beruntun sejak Agustus 2022 hingga ke level tertingginya lebih dari 3 tahun terakhir.

Kenaikan ini juga merupakan yang keempat kalinya sepanjang tahun ini. Jika ditotal, kenaikan suku bunga acuan BI telah naik 175 bps sepanjang tahun ini. Dengan kenaikan ini, selisih suku bunga bersih rupiah terhadap dolar AS kembali melebar menjadi 175 bps.

Seperti diketahui, bank sentral AS kembali menaikkan suku bunga The Fed sebesar 75 bps ke kisaran 3,75-4% pada awal bulan November. Selain menaikkan suku bunga acuan, RDG BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bs menjadi 6%. 

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...