Mandiri Sekuritas Yakin GoTo Capai EBITDA Positif Akhir Tahun Ini
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diyakini akan mencapai penyesuaian EBITDA yang positif (breakeven) pada akhir tahun ini atau lebih cepat dari kuartal I 2024.
EBITDA merupakan singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Secara umum, istilah ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur performa keuangan sebuah perusahaan
Dalam riset Mandiri Sekuritas diperkirakan bahwa break even adjusted EBITDA GOTO bisa mencapai Rp 350 miliar pada 2024. Bahkan nilai tersebut diharapkan dapat melesat menjadi Rp 5,3 triliun pada 2025.
Dengan demikian GOTO dinilai tidak membutuhkan pendanaan baru untuk melanjutkan bisnisnya.
“Kami sekarang mengharapkan GOTO menghasilkan EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023, dari sebelumnya kuartal I 2025. Hal itu sejalan dengan pedoman terbaru,” tulis Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dan Ryan Aristo Naro dalam risetnya.
Untuk mencapai adjusted EBITDA positif, GOTO sedang menerapkan tiga strategi besar, yakni optimisasi pendapatan, pengelolaan beban usaha, serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi.
GOTO diharapkan bisa melakukan pengurangan kerugian dengan menekan biaya variabel dan tetap, serta meningkatkan take rate atau komisi. “Dengan struktur organisasi yang baru, kami melihat peluang dalam realisasi sinergi dari merger GOTO (Gojek dan Tokopedia),” tulis riset tersebut.
Dengan percepatan profitabilitas tersebut, Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target Rp 200 per lembarnya. Namun jumlah tersebut lebih kecil dari target awal di Rp 230 seiring dengan perkiraan pendapatan yang lebih rendah dan target harga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang lebih rendah di Rp 3.600 per lembarnya.
Meski demikian, GOTO dinilai layak mendapatkan valuasi premium, mengingat kekuatan ekosistemnya yang menjadi pertanda baik untuk monetisasi fintech, dan tidak terlalu sensitif terhadap harga sasaran pasar.
Lebih lanjut, Mandiri Sekuritas juga menilai pangsa pasar dan arah menuju profitabilitas GOTO akan lebih kuat, dibandingkan dengan pesaing didukung dengan sinergi dari merger, serta adanya fintech lending.
Tak hanya itu, Mandiri Sekuritas menilai pelanggan GOTO juga less-sensitive terhadap harga. Meski demikian Mandiri Sekuritas melihat ada tiga risiko yang membayangi kinerja GOTO bisa tidak sesuai harapan.
Pertama, pertumbuhan GTV lebih lambat dari perkiraan. Kedua, faktor kebijakan pemerintah soal pajak, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk e-commerce dan layanan on-demand. Ketiga, penyaluran pinjaman fintech GOTO Financial lebih rendah dari yang diproyeksikan.
Secara terpisah, penilaian prospek bisnis on-demand GOTO ini seiring dengan dirilisnya kinerja Gojek melalui Gojek Outlook 2023 pada Selasa (28/2). Tercatat pendapatan bruto Gojek tumbuh 31% secara tahunan per kuartal ketiga 2022. Pada saat yang sama membuat bisnis on-demand services GOTO ini mencetak kontribusi margin positif.
Dari sisi layanan transportasi, tercatat kenaikan penggunaan untuk berbagai aktivitas masyarakat. Mulai dari perjalanan ke sekolah atau universitas, sebagai hub transportasi publik dan bandara, pusat perbelanjaan, sampai perkantoran. Bahkan nilai transaksi perjalanan bisnis lewat GoCorp meningkat 55 kali lipat.
Di layanan pesan-antar makanan, basis pelanggan setia GoFood tumbuh lebih dari dua kali lipat dari rata-rata industri. Proporsi pelanggan setianya di Indonesia meningkat dari 38% menjadi 52%. Sejalan dengan itu, jumlah mitra usaha kuliner GoFood meningkat 45% di Indonesia.
Begitu juga pada layanan pengantaran barang, GoSend menjadi layanan logistik nomor satu yang memberikan rasa keamanan. Komunitas GoSend Best Seller anggotanya tumbuh empat kali lipat menjadi 17 ribu anggota sejak diluncurkan Maret 2022.
Maka Gojek dinilai akan memberikan peran signifikan dalam pencapaian target Adjusted EBITDA yang positif di GOTO pada akhir tahun 2023. Hal ini sebagai pencapaian penting di jalur percepatan menuju profitabilitas.