Empat Faktor Ini Membuat Saham SMGR dan INTP Masih Sangat Menarik

Lona Olavia
8 Juni 2023, 15:34
Empat Faktor Ini Membuat Saham SMGR dan INTP Masih Sangat Menarik
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Menurut Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen sampai Agustus 2019 ini tercatat sebanyak 42,03 juta ton atau turun 2,26% dibandingkan periode sama tahun lalu 43 juta ton.

Harga saham perusahaan-perusahaan di pasar, seperti halnya produsen semen masih tertekan. Saat ini, harga INTP masih berada di kisaran Rp 5.500-5.900 atau minus 2% secara year to date dan SMGR di kisaran Rp 9.500-10.000 atau minus 11% year to date.

Dia juga optimistis saham semen masih sangat menarik untuk investor asing, mengingat kinerja keuangannya memiliki profitabilitas tinggi di mana marjin laba kotor 30%, dibanding industri semen global terutama Cina dan negara Asia lain yang hanya 15%.

Kinerja itu, menurut Emma, berbalik dari valuasi harga sahamnya di pasar di mana valuasi produsen semen lokal masih lebih murah dengan 20x PE ratio dibanding negara Asia lain yang sudah mencapai 35x PE ratio

Industri Semen

Senior Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa industri semen menarik sejalan dengan langkah pemerintah yang menaikkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pada tahun ini menjadi Rp 392 triliun. Anggaran itu akan difokuskan untuk pelayanan dasar, seperti pembangunan rumah, sekolah, hingga penyediaan air minum, serta konektivitas termasuk jalan dan jalan tol. 

“Namun realisasi belanja infrastruktur baru Rp 59,7 triliun hingga April atau baru setara 15,2% dari total anggaran 2023. Realisasi belanja infrastruktur perlu dipercepat untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dengan akselerasi pembangunan infrastruktur, tingkat permintaan semen juga akan mengalami kenaikan,” ujar Rully.

Perekonomian Indonesia, lanjutnya, secara konsisten mencatatkan mencatatkan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi dalam kurun waktu lima kuartal terakhir, yang didukung oleh konsumsi rumah tangga sejalan dengan efektivitas penanganan pandemi Covid 19. 

Namun dengan tingginya ketidakpastian global, menurunnya harga-harga komoditas, serta dampak lanjutan dari pengetatan moneter, maka terdapat potensi terjadi perlambatan dalam beberapa kuartal ke depan.

Rully mengatakan bahwa akselerasi pembangunan infrastruktur diharapkan akan menopang perekonomian dari kemungkinan terjadinya perlambatan. Sampai saat ini kebijakan fiskal masih tetap difokuskan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Sementara itu kebijakan moneter masih tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas ekonomi, termasuk inflasi dan volatilitas nilai tukar. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...