Gubernur BI Jaga Pertumbuhan Ekonomi Tak di Bawah 2,3% akibat Corona

Agatha Olivia Victoria
2 April 2020, 13:43
Bank Indonesia, Inflasi, perry warjiyo, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan terus menjaga nilai tukar rupiah dan inflasi.

Angka tersebut cukup jauh jika dibandingkan dengan asumsi makro pada APBN 2020 sebesar 5,3%. 

Menurut Sri Mulyani, skenario pertumbuhan ekonomi tersebut bisa terjadi jika pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat menjadi 3,2% dalam skenario berat, hingga 1,6% dalam skenario sangat berat. Kemudian, pertumbuhan konsumsi pemerintah hanya tumbuh 6,83% atau 3,73% yang berpotensi meningkatkan defisit hingga 5,07%.

(Baca: Sri Mulyani: Skenario Terburuk Dampak Corona, Ekonomi RI Minus 0,4%)

Hal ini diikuti dengan konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga turun 1,78% hingga 1,91%. Penyebab lainnya, yakni kinerja investasi yang kurang positif, hanya tumbuh 1% atau bahkan menurun 4%. Selanjutnya, ekspor yang menurun tajam 14% hingga 15,6%, serta impor turun 14,5% hingga 16,65%.

Tak hanya pertumbuhan ekonomi, harga ICP juga turut dihitung pada skenario terbaru pemerintah akibat virus corona. Pada skenario berat, pemerintah memperkirakan harga ICP hanya mencapai US$ 38 per barel dan US$ 31 per barel pada skenario sangat berat. Skenario tersebut sangat rendah jika dibandingkan dengan asumsi makro pada APBN 2020 yang sebesar US$ 63 per barel.

Selanjutnya, inflasi juga diperkirakan mencapai 3,9% pada skenario berat dan 5,1% pada skenario sangat berat. Cukup jauh jika dibandingkan asumsi makro tahun ini.

Terakhir, skenario berat menyebut rupiah bisa melemah ke level Rp 17.500 per dolar AS dan Rp 20 ribu per dolar AS pada skenario terburuk.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...