Pandemi Corona Meluas, Rupiah Jatuh Hampir Tembus Rp 15 Ribu per US$
Pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve mendekati 0% dan stimulus moneter tambahan dinilai tak banyak memberikan dampak positif ke pasar keuangan, terutama aset berisiko.
Senada, Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengungkapkan bahwa sentimen pasar saat ini masih sangat negatif. "Pandemi corona ini belum jelas kapan bisa berakhir," ucap Piter kepada Katadata.co.id di waktu yang terpisah.
(Baca: Chatib Basri Sarankan Ubah Bentuk Stimulus Fiskal untuk Hadapi Corona)
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa tidak ada faktor yang benar-benar positif untuk menenangkan pasar. Selama ketidakpastian ini masih begitu besar, ia memperkirakan rupiah akan terus dalam posisi tertekan.
Piter pun berpendapat Bank Indonesia belum tentu mampu menyelamatkan rupiah. "Intervensi BI juga ada batasnya," ujarnya.
Rupiah hari ini ssmpat dibuka menguat tipis ke Rp 14.705 per dolar AS terimbas sentimen keputusan The Fed seperti terlihat dalam databoks di bawah ini, sebelum berbalik melemah.