Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2019 Diprediksi Tertahan 5%

Rizky Alika
4 November 2019, 07:21
pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/UMARUL FARUQ
Ilustrasi, industri manufaktur. Ekonom memproyeksi pertumbuan ekonomi kuartal ketiga 2019 melambat hanya 5,01% karena lesunya industri manufaktur dan melambatnya konsumsi domestik.

Senada, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga berkisar 5,01%. Sebab, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat menjadi 5,02% secara tahunan, lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 5,17% secara tahunan.

"Perlambatan laju konsumsi rumah tangga terindikasi dari penurunan laju penjualan eceran dan penurunan nilai tukar petani," ujar dia.

Selain itu pertumbuhan penjualan pada gerai yang sama dari beberapa perusahaan ritel juga menunjukkan tren yang menurun. Pertumbuhan penjualan mobil juga mengalami kontraksi -10,6% secara tahunan.

Sedangkan pertumbuhan penjualan motor melambat tipis -3,1% secara tahunan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -0,01%. Selain itu, impor barang konsumsi juga tercatat terkontraksi -7,8% dibandingkan tahun lalu periode yang sama.

(Baca: Dana Asing Masuk Tembus Rp 217 T, BI: Investor Puas Kebijakan Jokowi)

Indikator investasi yakni Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB)  pada triwulan ketiga diperkirakan meningkat terbatas menjadi 5,09% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perkiraan tersebut lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 5,01%.

Hal ini, lanjut Josua, terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang meningkat tipis 0,4% year on year (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -5,9%(yoy). "Peningkatan tipis penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Juli-September 2019 mengalami peningkatan terbatas," ujar Josua. 

Begitu juga dengan investasi non-bangunan yang mengalami perbaikan. Impor barang modal sepanjang triwulan ketiga 2019 diperkirakan menurun tipis.

Dari sisi  konsumsi pemerintah, Josua  memperkirakan cenderung melambat dipengaruhi oleh realisasi penyerapan belanja  kementerian/lembaga, baik belanja barang dan pegawai. Meski begitu, ekspor diperkirakan cenderung membaik seiring kinerja impor yang terkontraksi lebih dalam.

Dari sisi produksi, laju pertumbuhan sektor manufaktur diperkirakan masih di bawah pertumbuhan ekonomi. Ini seiring tren investasi di sektor industri manufaktur yang cenderung melambat.

(Baca: Sikapi Ekonomi Global, Sri Mulyani Imbau Para CEO Jangan Ikut Gloomy)

Sektor industri nasional memang menunjukkan kelesuan. Ini tercermin dari pertumbuhan sektor pengolahan nonmigas yang berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sejak 2016. Berikut data mengenai pertumbuhan sektor industri dalam grafik Databoks  berikut ini :

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...