Devisa Pariwisata Naik, Defisit Transaksi Berjalan Belum Tentu Membaik

Rizky Alika
19 Maret 2019, 05:00
Turis wisata
ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Sejumlah wisatawan tiba di dermaga Serangan, Denpasar, Bali, 21 Desember 2016.

Penilaian tersebut ia lihat dari kondisi transaksi berjalan pada 2018 yang mengalami defisit 2,98% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit yang melebar tersebut menunjukkan besarnya jurang antara kebutuhan dan pasokan valuta asing (valas) dalam kegiatan ekspor-impor barang dan jasa.

Bila target US$ 17,6 miliar tercapai, neraca perdagangan dan jasa mungkin membaik. Namun, menurut Piter, karakteristik transaksi berjalan Indonesia umumnya ialah surplus pada neraca barang dan pendapatan sekunder. Sementara, karakteristik neraca jasa dan pendapatan primer umumnya defisit.

Transaksi pendapatan primer, yaitu penerimaan dan pembayaran kompensasi tenaga kerja dan pendapatan investasi dari investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.

Sementara, transaksi pendapatan sekunder mencakup penerimaan dan pembayaran transfer berjalan oleh sektor pemerintah dan sektor lainnya. Transaksi pendapatan sekunder mencakup pula transfer dari tenaga kerja.

(Baca: Enam Langkah Pemerintah Tingkatkan Kunjungan Wisman ke Indonesia)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan, target devisa dari sektor pariwisata sebesar US$ 17,6 miliar dapat mengurangi pelebaran defisit transaksi berjalan. "Tambah pasokan valas dan menstabilkan rupiah," ujarnya. 

Berdasarkan catatan BI, sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 14,11 miliar sepanjang 2018. Devisa ini tercatat dalam neraca transaksi berjalan atau current account deficit/CAD sebagai ekspor perjalanan. Angka ini terus meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada 2017, pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 13,1 miliar. Lalu, pada 2016 mencapai US$ 11,2 miliar, dan 2015 sebesar US$ 10,76 miliar.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...