Penerbitan Obligasi Global Diprediksi akan Dipacu pada Mei-Juni 2019

Rizky Alika
15 Februari 2019, 15:50
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA
Penerbitan global bond bisa jadi penolong saat kebutuhan dolar AS meningkat pada Mei-Juni mendatang.

(Baca: Imbal Hasil Surat Utang Naik-Turun, Pinjaman Luar Negeri Jadi Bantalan)

Adapun Februari ini, pemerintah baru saja menjual sukuk global sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun. Sukuk global tersebut didaftarkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai. Sukuk mendapatkan sambutan positif dari investor hingga kelebihan permintaan (oversubscribed) 3,8 kali. Selain itu, harganya lebih rendah 25-30 basis poin dari indikasi awal.

Selain karena kondisi global yang tengah tenang, Lana menjelaskan, besarnya minat investor terhadap sukuk global tersebut lantaran imbal hasil yang ditawarkan pemerintah menarik di mata investor. Selain itu, sukuk global dianggap tidak memiliki risiko nilai tukar lantaran itu merupakan instrumen investasi dalam dolar AS, sehingga tak ada risiko nilai tukar.

Selain itu, Direktur Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, permintaan besar juga seiring dengan risiko utang Indonesia yang sangat baik di mata investor asing, terlepas dari polemik di dalam negeri tentang utang pemerintah.

(Baca: KEIN: Utang Bukan Barang Baru, Sudah Ada Sejak Soeharto sampai SBY)

Rendahnya risiko utang tercermin dari rasio utang yang masih sangat rendah yaitu 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian, pengelolaan utang yang dilakukan secara disiplin dan sangat hati-hati. "Pemerintah tidak pernah melewati batas defisit anggaran 3% dari PDB," ujarnya. Pemerintah juga tidak pernah gagal bayar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...