Penyebab Rupiah Stabil Meski BI Tak Ikut The Fed Kerek Bunga Acuan

Martha Ruth Thertina
21 Desember 2018, 13:17
Rupiah
Donang Wahyu|KATADATA

(Baca juga: Banyak Dana Asing Masuk, BI Ramal Neraca Pembayaran Kuartal IV Surplus)

Di sisi lain, won Korea Selatan mengalami penguatan sebesar 0,44%, begitu juga dengan peso Filipina terapresiasi 0,26%, dolar Taiwan 0,22%, dolar Singapura 0,12%, dan dolar Hong Kong 0,06%. Pergerakan yang relatif stabil di Asia seiring dengan indeks dolar AS yang turun, setelah sempat menembus level 97 menjelang dan saat kenaikan bunga acuan AS.

Dengan perkembangan sekarang ini, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah pun melihat adanya ruang penguatan nilai tukar rupiah kembali ke posisi awal tahun 2018. Ini artinya, ke kisaran Rp 13.500 per dolar AS.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah ke depan. Pertama, ketidakpastian global yang berkurang di 2019. Negosiasi perang dagang diperkirakan akan mencapai kesepakatannya pada Februari 2019. Sementara itu, kesepakatan Brexit Inggris diperkirakan selesai pada Maret.

(Baca juga: Risiko Volatilitas Tinggi di Pasar Keuangan pada Paruh Pertama 2019)

Dari sisi domestik, ia mengatakan Indonesia sudah melewati berbagai fase pelemahan rupiah, bahkan hingga menembus Rp 15.000 per dolar AS. Indonesia juga dinilai memiliki struktur ekonomi yang lebih baik dibandingkan 1998.

Selain itu, kerangka kebijakan moneter dan fiskal sudah lebih kuat. Di sisi lain, kondisi perbankan juga lebih baik dibandingkan sebelumnya. "Hemat kami, kita udah melewati level-level itu. Kalau lewat level itu, orang sudah terbiasa," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...