Dorong Perbaikan Neraca Pembayaran, Ekonom Kritik Resep Bank Dunia

Rizky Alika
18 Desember 2018, 15:42
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Penghambat lainnya, pembebasan lahan masih membutuhkan waktu lama, infrastruktur dasar di kawasan industri belum memadai, dan harga energi untuk industri tergolong mahal. Maka itu, pemerintah sebaiknya fokus pada peningkatan kemudahan berusaha (ease of doing business/EoDB).

Penerimaan tenaga kerja asing juga dinilainya tidak berkorelasi dengan peningkatan investasi langsung. “Faktanya Singapura dan Jepang nomor 1 dan 2 dari sisi FDI (Foreign Direct Investment/investasi asing langsung) di Indonesia, tapi tenaga asingnya tidak sebanyak Tiongkok,” ujar Bhima.

Sebelumnya, saat pemaparan laporan kuartalan ekonomi Indonesia, Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander menyatakan Indonesia tidak boleh terlena dengan penguatan nilai tukar rupiah saat ini. Indonesia perlu fokus memperbaiki neraca pembayaran untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan. Caranya, dengan menggenjot ekspor dan investasi langsung.

(Baca juga: Tekanan Kurs Rupiah Mereda, Bank Dunia Ingatkan RI Agar Tidak Terbuai)

Ia pun merekomendasikan beberapa langkah yaitu penerapan perjanjian perdagangan bebas dan revisi DNI. Kebijakan itu disebutnya bukan hanya berdampak pada ekspor dan investasi, tapi penciptaan lapangan kerja baru sehingga mendorong lebih banyak masyarakat naik menjadi kelas ekonomi menengah.

Senada, Ekonom Senior Bank Dunia Massimiliano Cali menjelaskan, revisi DNI dapat meningkatkan produksi pada sektor yang dikeluarkan dari daftar tersebut. “Hal yang paling penting untuk meningkatkan produksi sektor ialah dengan menghapus larangan investasi,” ujarnya

Lebih jauh, ia juga menyarankan agar Indonesia membuka diri terhadap perdagangan dan tenaga kerja dari pasar global. Dari segi perdagangan, Bank Dunia menilai perlunya penurunan hambatan impor -- tarif dan nontarif -- yang meningkatkan harga produk yang dijual industri di dalam negeri.

Selain itu, Bank Dunia menyarankan adanya perjanjian perdagangan bebas yang ambisius untuk meningkatkan akses produk-produk Indonesia ke pasar luar negeri.

Sementara itu, dari segi tenaga kerja asing, Bank Dunia menilai Indonesia perlu menurunkan persyaratan bagi tenaga asing yang memiliki keterampilan khusus. Hal ini untuk mengisi kesenjangan keterampilan di dalam negeri.

Langkah-langkah tersebut dinilai dapat menurunkan kesenjangan infrastruktur dan sumber daya manusia, meningkatkan daya saing Indonesia, memperkuat posisi eksternal, dan percepatan pertumbuhan ekonomi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...