Istana Minta Masyarakat Tak Panik dengan Pelemahan Rupiah

Ameidyo Daud Nasution
5 September 2018, 08:00
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Meski lebih rendah dari posisi akhir tahun 2017, posisi cadangan devisa saat ini masih jauh lebih besar dibandingkan saat krisis 1998. Saat itu, cadangan devisa Indonesia hanya mencapai US$ 23,61 miliar. Sedangkan, per akhir Juli 2018, cadangan devisa sudah mencapai US$ 118,3 miliar. Itu berarti, lima kali lipat lebih besar ketimbang cadangan devisa 20 tahun silam.

Dengan cadangan devisa yang jauh lebih besar, BI memiliki lebih banyak modal untuk meredam gejolak nilai tukar. Dia mencontohkan hal yang dilakukan BI kemarin (4/9). Bank sentral mampu mengintervensi pasar, sehingga pelemahan rupiah tidak terlalu dalam.

Denni mengimbau masyarakat, termasuk pelaku pasar dan dunia usaha, tidak perlu khawatir rupiah akan terpuruk. Sebab, BI akan selalu ada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah. Di samping itu, pemerintah turut mendukung kebijakan Bank Indonesia dalam mengawal rupiah.

“Pemerintah tidak akan mengintervensi Bank Indonesia. Pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan),” ujar Denni dalam keterangan resmi KSP, Selasa (4/9).

(Baca: Jokowi Siapkan Langkah Jangka Pendek Hadapi Tekanan Rupiah)

3. Kepercayaan investor masih kuat

Minat investasi asing terhadap surat utang suatu negara merupakan salah satu indikator yang secara tidak langsung memperlihatkan baik buruk kondisi makroekonomi suatu negara. Menurut KSP, tidak ada investor yang mau menempatkan uangnya di negara yang tengah sakit. Ketika bank sentral AS mengerek suku bunga, memang terlihat investor asing menarik dananya dari pasar surat utang Indonesia. Namun, sejak awal bulan ini, asing kembali masuk ke pasar surat utang Indonesia. Bahkan, per akhir pekan lalu, asing mencatatkan beli bersih Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 6,92 triliun.

Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia masih kuat dan memberi harapan rupiah akan cenderung stabil atau tidak akan jatuh terlalu dalam. Lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings juga telah mengafirmasi peringkat BBB untuk surat utang Indonesia dengan outlook stabil. Peringkat ini menunjukkan Indonesia termasuk di dalam kategori layak investasi (investment grade).

“Pemerintah akan memastikan bahwa fiskal bukan sumber dari ketidakpasatian,” kata Denni.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...