Ekonomi 2019 Diramal Membaik, BI Optimistis Rupiah Kembali ke 14.300
Beberapa penopang perbaikan CAD ini seperti kebijakan pemerintah terkait penerapan biodiesel 20 % (B20) yang dapat menekan impor minyak hingga US$ 6 miliar. Penggunaan B20 juga dapat menambah ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). “Itu bisa menurunkan total defisit transaksi berjalan US$ 9-10 miliar,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga sedang menggenjot pariwisata untuk meningkatkan pasokan devisa dalam negeri. Perry memperkirakan tambahan devisa dari sektor ini mencapai US$ 3 miliar. Dengan demikian, setidaknya devisa meningkat US$ 12-13 miliar. Belum lagi langkah-langkah terkait pajak penghasilan (PPh) impor maupun penundaan sejumlah proyek yang segera dimumkan oleh pemerintah.
Kemudian, kenaikan bunga acauan Fed Fund Rate tahun depan diprediksi menurun dengan kenaikan bunga acuan sebanyak dua hingga tiga kali. Sementara, total kenaikan The Fed pada tahun ini diperkirakan mencapai empat kali.
Namun, di sisi lain, ketegangan perang dagang masih sulit untuk diprediksi. “Semoga ada solusi dari ketegangan perdagangan sehingga risiko di pasar keuangan global berkurang,” ujarnya. (Baca pula: Perang Dagang hingga Krisis Argentina Menekan Rupiah Mendekati 14.900).
Bila langkah-langkah tersebut terealisasi, kemungkinan target rupiah di level Rp 14.300 -14.700 per dolar akan tercapai. Adapun pemerintah mengasumsikan rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 pada posisi Rp 14.400 per dolar. Nilai tukar tersebut sudah memperhitungkan kondisi global pada tahun depan.