Rancang APBN 2019, Sri Mulyani Pasang Asumsi Rupiah Hingga 14.000/US$
Pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,4-5,8% tahun depan. Sasaran pertumbuhan ini diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia, wilayah perbatasan, kawasan terluar dan daerah tertinggal.
Adapun beberapa daerah yang masih mengandalkan sumber daya alam akan diiarahkan untuk mengembangkan perekonomian bernilai tambah, agar tidak rentan terhadap gejolak harga komoditas.
Sementara itu dari sisi sektoral, ekonomi yang mempunyai nilai tambah tinggi dan menciptakan kesempatan kerja akan terus didorong agar berkembang. Pemerintah juga mendorong pengembangan industri berbasis ekonomi digital yang membutuhkan dukungan kualitas sumber daya manusia yang produktif, inovatif dan berdaya saing.
Adapun pertumbuhan investasi dan ekspor bakal terus dipelihara dengan mempermudah perizinan dan menghilangkan regulasi yang menghambat.
Realisasi dan Asumsi Dasar Makro Ekonomi
Indikator | 2016 (Realisasi) | 2017 (Realisasi) | 2018 (APBN) | 2019 (Perkiraan) |
Pertumbuhan Ekonomi (% year on year) | 5,02 | 5,07 | 5,4 | 5,4-5,8 |
Inflasi (%) | 3,02 | 3,61 | 3,5 | 2,5-4,5 |
SPN 3 bulan (%) | 5,7 | 4,98 | 5,2 | 4,6-5,2 |
Kurs Rupiah (Rp/US$) | 13.307 | 13.384 | 13.400 | 13.700-14.000 |
Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) | 40,2 | 51,2 | 48 | 60-70 |
Lifting Minyak (ribu barel per hari) | 829 | 803,91 | 800 | 722-805 |
Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari) | 1.180 | 1.142,33 | 1.200 | 1.210-1.300 |
Sumber: Kementerian Keuangan