BI Disarankan Kerek Bunga Acuan daripada Cadangan Devisa Terkuras

Ameidyo Daud Nasution
9 Mei 2018, 21:54
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Arus keluar juga seiring kebijakan pemotongan pajak di AS hingga perang dagang dengan Tiongkok. "(Ini) memicu permintaan dolar AS karena banyak perusahaan membawa kembali dana ke sana," kata Enrico.

Meski begitu, ia mengatakan, depresiasi nilai tukar rupiah yang sebesar 3,3% sepanjang tahun ini masih lebih baik ketimbang rupee India dan ringgit Malaysia. Ia pun optimistis dengan ketahanan ekonomi domestik dalam menghadapi tekanan saat ini.

Ia berpendapat, ketahanan ekonomi Indonesia sudah lebih baik dibandingkan 10 tahun yang lalu. Hal itu tercermin dari kenaikan peringkat utang jangka panjang Indonesia. “Cadangan devisa juga naik nonstop sejak 2016 kuartal III. Kita jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata dia.

Cadangan devisa tercatat mencapai level tertingginya sepanjang masa yaitu US$ 131,98 miliar pada Januari 2018. Setelah itu, cadangan devisa mulai tergerus seiring membesarnya kebutuhan untuk stabilisasi kurs rupiah. Per akhir April, cadangan devisa tercatat Rp 124,9 miliar. (Baca juga: Tekanan Kurs Rupiah Berlanjut, Cadangan Devisa Tergerus US$ 1,1 Miliar)

Dalam hitungan BI, level tersebut masih memadai lantaran mampu membiayai 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Level tersebut berada di atas kecukupan internasional yaitu tiga bulan impor.    

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...