Struktur Biaya Produksi Gabah Didominasi Tenaga Kerja dan Sewa Lahan

Michael Reily
4 Mei 2018, 20:19
Petani
ANTARA FOTO/Rahmad
Petani memanen butiran padi (gabah) di Desa Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/3).

Sedangkan jika dihitung per bulan,  pendapatan petani hanya sekitar Rp 1,23 juta. “Hasilnya masih jauh di bawah upah minimum,” ujarnya.

Terlebih lagi saat ini  struktur kepemilikan sawah petani masih kecil. Survei BPS  menunjukan, kepemilikan sawah petani 57,97% hanya di bawah 0,1 hektare. Sebanyak 29,47% petani memiliki 0,1 sampai 0,49 hektare, dan 12,54% punya 0,5 sampai 9,99 hektare. Hanya 0,02% petani yang memiliki lahan lebih dari 10 hektare.

Pengamat pangan dan pertanian Khudori pun ikut menyoroti struktur kepemilikan sawah petani yang kecil  serta minimnya pendapatan petani yang ikut mempengaruhi daya beli masyarakat.  Padahal pada 2017, sebanyak 35,92 juta orang bekerja untuk sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan.

Karenanya dia menyarankan  program pemerintah seperti Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial agar lebih ditingkatkan. Sehingga, petani bisa memiliki  lahan untuk mengurangi ongkos sewa  dan tenaga kerja.

Data BPS juga menunjukan konsumsi rumah tangga dalam angka garis kemiskinan pada September 2017 sebesar 73,35%. Dimana beras menyumbang konsumsi dalam makanan sekitar 20%.

"Jika ongkos produksi padi dibiarkan tinggi, dampaknya pun bakal berpengaruh terhadap inflasi perdesaan. Alhasil angka kemiskinan bisa bertambah,” ujar Khudori.

(Baca Juga : Patokan Harga Beras Berpotensi Meningkatkan Angka Kemiskinan)

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...