Struktur Biaya Produksi Gabah Didominasi Tenaga Kerja dan Sewa Lahan
Sedangkan jika dihitung per bulan, pendapatan petani hanya sekitar Rp 1,23 juta. “Hasilnya masih jauh di bawah upah minimum,” ujarnya.
Terlebih lagi saat ini struktur kepemilikan sawah petani masih kecil. Survei BPS menunjukan, kepemilikan sawah petani 57,97% hanya di bawah 0,1 hektare. Sebanyak 29,47% petani memiliki 0,1 sampai 0,49 hektare, dan 12,54% punya 0,5 sampai 9,99 hektare. Hanya 0,02% petani yang memiliki lahan lebih dari 10 hektare.
Pengamat pangan dan pertanian Khudori pun ikut menyoroti struktur kepemilikan sawah petani yang kecil serta minimnya pendapatan petani yang ikut mempengaruhi daya beli masyarakat. Padahal pada 2017, sebanyak 35,92 juta orang bekerja untuk sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan.
Karenanya dia menyarankan program pemerintah seperti Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial agar lebih ditingkatkan. Sehingga, petani bisa memiliki lahan untuk mengurangi ongkos sewa dan tenaga kerja.
Data BPS juga menunjukan konsumsi rumah tangga dalam angka garis kemiskinan pada September 2017 sebesar 73,35%. Dimana beras menyumbang konsumsi dalam makanan sekitar 20%.
"Jika ongkos produksi padi dibiarkan tinggi, dampaknya pun bakal berpengaruh terhadap inflasi perdesaan. Alhasil angka kemiskinan bisa bertambah,” ujar Khudori.
(Baca Juga : Patokan Harga Beras Berpotensi Meningkatkan Angka Kemiskinan)