Sri Mulyani Puas, Penerimaan Pajak 2017 Nyaris 90% dari Target

Desy Setyowati
2 Januari 2018, 21:40
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan mannequin challenge usai memberikan kuliah umum di Universitas Padjadjaran, Bandung, 29 November 2016.

Penerimaan pajak juga terdongkrak PPh minyak dan gas yang mencapai Rp 50,3 triliun atau 120,4% dari target. "Jadi momentum luar biasa tingginya. Hal ini menunjukkan penerimaan perpajakan dalam APBN telah menunjukkan tren makin sehat dan menopang untuk menjaga APBN yang sehat dan kredibel," kata dia. (Baca juga: Penerimaan Bea Cukai Tahun Ini Lampaui Target, Pajak Masih Shortfall)

Secara sektoral, ia menjabarkan bahwa pertumbuhan pajak dari sektor pertambangan merupakan yang tertinggi yakni 39%, berbalik dari kondisi tahun lalu negatif 28%. Selanjutnya, pertumbuhan pajak tertinggi terjadi di sektor pertanian yaitu mencapai 27,6% dan perdagangan sebesar 22,9%.

Menyusul, pajak dari sektor pengolahan yang tumbuh 17,1% dan jasa perusahaan 15%. Kemudian, pajak dari sektor transportasi tumbuh 11,4%, sektor informasi dan komunikasi 10,7%, konstruksi tumbuh 7,1%, real estate 5,3%, dan administrasi pemerintahan 3,2%.

Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak Yon Arsal mengatakan, penerimaan pajak yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu disebabkan kepatuhan wajib pajak yang meningkat,  khususnya orang pribadi. Peningkatan kepatuhan terjadi setelah program pengampunan pajak berjalan. "Peningkatannya hampir 48%," kata Yon. Di sisi lain, kepatuhan imbas penghapusan sanksi pajak untuk pengungkapan harta tersembunyi baru mencapai ratusan miliar.

Di tahun 2018 ini, pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mencapai target penerimaan pajak yang sebesar Rp 1.424 triliun atau tumbuh sekitar 25% dari realisasi tahun ini. Untuk bisa mencapai hal itu, Yon menjelaskan, pemerintah akan fokus pada reformasi perpajakan dan perbaikan Sumber Daya Manusia alias petugas perpajakan.

Pemerintah juga akan memanfaatkan berbagai data yang telah dimiliki guna mengejar potensi pajak. "Data kan banyak, jadi tantangan kami tahun ini bagaimana optimalkan data yang sudah diperoleh," kata dia. Adapun tahun ini, Ditjen Pajak juga bakal memperoleh tambahan data dari kerja sama global pertukaran informasi secara otomatis terkait pajak (Automatic Exchange of Information/AEoI).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...