Kenaikan Harga Bahan Pangan Tingkatkan Daya Beli Petani

Image title
2 Juni 2017, 11:50
TAMBAH LUAS TANAM PADI
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Petani memisahkan bibit padi untuk ditanam di lahan sawah di Sambiroto, Ngawi, Jawa Timur, Senin (13/3).

“Jadi di petani naik, sementara konsumen harga terjaga. Baik produsen dan konsumen dapat keuntungan. Itu hal yang bagus,” katanya.

Sayangnya, kenaikan NTP tanaman pangan berbanding terbalik dengan penurunan pada subsektor tanaman perkebunan rakyat. Indeks harga tanaman perkebunan rakyat, menurut Suhariyanto, mengalami penurunan sebesar 0,68 persen.

(Baca juga:  Kementan Anggarkan Rp 2,1 Triliun untuk Produksi Benih 2018)

“Penurunan subsektor perkebunan rakyat terjadi karena IT (Indeks Harga Yang Diterima petani) mengalami penurunan, pada karet, kakao, kelapa sawit dan lainnya,” katanya.

Nilai tukar petani adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Bila nilai yang dihasilkan di atas 100 berarti nilai barang yang dihasilkan petani melebihi nilai konsumsinya. Angka ini merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani di pedesaan. Maka, semakin tinggi nilai tukar petani, maka semakin kuat pula daya belinya.

Selama Mei 2017, Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan NTP tertinggi dengan 1,05 persen, sedangkan provinsi yang mengalami penurunan terdalam adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,91 persen. Bulan lalu, inflasi pedesaan tercatat sebesar 0,74 persen.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...