BI Catat Inflasi Pekan Kedua Februari 0,35 Persen

Desy Setyowati
11 Februari 2017, 07:00
Pasar cabai
ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Aktivitas di Pasar Kreneng, Denpasar, Sabtu (7/1/2017).

Secara keseluruhan, BI memperkirakan inflasi sepanjang tahun ini berkisar empat persen plus minus satu persen. Namun, pemerintah dan BI perlu mewaspadai laju inflasi yang bergerak cepat sejak awal tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Januari lalu sebesar 0,97 persen.

BI melihat tantangan laju inflasi ke depan masih besar, yang berasal dari komponen harga-harga yang diatur pemerintah. Komponen itu antara lain TDL dan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di seluruh Indonesia.

BI berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) agar penyesuaian harga dilakukan pada saat inflasi rendah. "Kami sepakat kalau ada penyesuaian, misalnya elpiji dan BBM, akan diatur supaya waktunya dilakukan pada saat inflasi rendah,” kata Agus.

Dia menghitung, pada bulan April-Mei merupakan musim panen sehingga inflasi akan rendah. “Jadi mungkin bisa dilakukan aktivitas efektif penyesuaian administered prices," kata Agus. (Baca: Konsumen Prediksi Tekanan Kenaikan Harga Hingga Juli 2017)

Selain itu, pemerintah harus memastikan program beras keluarga sejahtera (rastra) berjalan efektif. Hal ini akan membantu daya beli masyarakat dan mengurangi risiko kenaikan harga dari sisi volatile food, seperti beras.

Agus juga merekomendasikan agar skema pembiayaan value chain (konsep rantai nilai) bisa efektif dilakukan oleh perbankan kepada petani melalui kredit, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) ataupun untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kebijakan ini bisa membantu petani dalam berproduksi hingga menyimpan hasilnya yang akan berdampak positif terhadap penurunan harga pangan.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...