Berkat Utang, Cadangan Devisa Melonjak US$ 4,9 Miliar

Desy Setyowati
10 Januari 2017, 07:00
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Ekonom Maybank Juniman mengatakan, rupiah pada Desember lalu bergerak stabil di kisaran 13.400-13.500 per dolar Amerika Serikat (AS) lantaran pasar sudah mengantisipasi kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump. “Jadi peluang USD lebih kuat lagi menunggu keputusan FOMC (Federal Open Market Committee) dibanding Trump. Kebijakan Trump ini sudah di-price in (disesuaikan) pasar November-Desember,” katanya.

(Baca juga: Transaksi Dagang di ASEAN Pakai Mata Uang Lokal Tak Diminati)

Kenaikan cadangan devisa juga disokong oleh besarnya aliran dana asing ke pasar saham dan obligasi. Investor asing mencatatkan pembelian bersih di saham dan obligasi sepanjang tahun lalu. Keputusan pemerintah yang memutus hubungan kerja dengan bank investasi asal Amerika Serikat JP Morgan, juga tak menyurutkan minat investor asing terhadap obligasi negara Indonesia.

(Baca juga: Digoyang JP Morgan, Lelang Perdana Obligasi Negara Laku Keras)

Meski begitu, ia meramalkan cadangan devisa bakal berkurang sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar sepanjang Januari 2017. Sebab, ada pembayaran utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo di awal tahun.

Adapun nilai tukar rupiah kemungkinan hanya akan bergerak di kisaran 13.500-an per dolar AS bila ada tekanan global akibat kebijakan Trump di AS. Alhasil, intervensi yang dilakukan BI diyakini tidak akan besar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...