Kemenangan Trump Jadi Tantangan Ekonomi Indonesia 2017

Miftah Ardhian
11 November 2016, 14:48
bappenas
KATADATA
bappenas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merilis prakiraan perekonomian Indonesia tahun 2017. Dari berbagai tantangan dalam menghadapi risiko global, efek kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu yang terbesar.

Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan secara umum, terpilihnya Trump akan berimplikasi terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Kebijakan yang diutarakan pada masa kampanye, seperti memangkas pajak bagi kalangan berpenghasilan tinggi dapat membuat ketimpangan pendapatan yang terjadi di AS.

(Baca: Kebijakan Ekonomi Trump: Proteksionisme, Pemangkasan Pajak, Keuangan)

Kebijakan yang lebih proteksionis dalam perdagangan terutama terhadap Meksiko dan Cina, akan memberi dampak negatif terhadap kegiatan ekspor-impor negara tersebut. Selain itu, kebijakan anti imigran dan tingkat keyakinan yang negatif juga akan memberikan dampak buruk bagi perekonomian AS dan menimbulkan ketidakpastian global. Dengan kondisi tersebut, diperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan turun sebesar 0,9 persentase poin (pp). 

"Kebijakan Trump yang cenderung membawa ekonomi AS lebih tertutup akan menyebabkan ketidakpastian dalam ekonomi AS dan global semakin meningkat," ujar Amalia dalam paparan Outlook Perekonomian Indonesia 2017, di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (11/11).

(Baca: Cemas Kebijakan Trump, Rupiah dan Mata Uang Asia Berguguran)

Perlambatan ekonomi AS dan turunnya tingkat keyakinan investor secara global ini berpotensi menurunkan permintaan domestik di Indonesia sebesar 0,5 pp dari baseline di tahun 2017 dan PDB secara keseluruhan. Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat Indonesia sebesar 0,2 pp. Dampaknya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun sebesar 0,04 pp tahun ini, dan 0,41 pp pada 2017. Turunnya permintaan domestik juga berdampak pada inflasi lebih rendah.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan efek kemenangan Trump memang akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia, terutama terkait dengan kebijakan yang lebih proteksionis. Namun, dia memperkirakan dampak ini baru bisa dirasakan jika Trump benar-benar merealisasikan kebijakan yang disebutkan saat kampanyenya.

"Itu kan kebijakan saat kampanye, belum tentu semua dilakukan. Artinya, Trump akan melihat realitas yang ada. Tidak mungkin dia jalan sendiri tanpa melihat realitas," ujar Bambang. (Baca: Darmin: Kemenangan Trump Bukan Bencana Ekonomi)

Untuk mengantisipasi hal ini, Bambang mengatakan pemerintah akan terus bekerja sama dengan negara-negara lain. Sehingga Indonesia tidak mengandalkan AS dalam melakukan kegiatan ekspor-impor. Selain itu, realisasi investasi AS dalam bidang infrastruktur yang terbilang minim. Makanya dia menganggap efek Trump tidak akan berpengaruh besar dalam pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang tengah digalakan pemerintah.

Selain pengaruh kemenangan Trump, Amalia juga menyebut tantangan dan risiko global lainnya, seperti adanya kebijakan pengetatan ekonomi Cina. Pemerintah Cina diperkirakan akan berupaya untuk melonggarkan target pertumbuhan ekonominya dan diarahkan untuk mengendalikan kredit yang banyak macet. Hal ini akan berdampak pada mandeknya laju investasi negara tersebut, terutama ke Indonesia. Selama ini Cina merupakan salah satu dari lima investor terbesar Indonesia.

(Baca: Setelah Trump Menang, Pasar Bisa Bergejolak Hingga 2017)

Tantangan ekonomi tahun depan juga datang dari domestik yang akan dihadapi pemerintah Indonesia, diantaranya risiko fiskal. Penyebabnya adalah shortfall atau kekurangan penerimaan perpajakan dan penghematan anggaran di tahun ini. kondisi ini bisa menyebabkan semakin terbatasnya ruang fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 2017. Risiko domestik lainnya yaitu aktivitas investasi swasta yang berjalan lambat. Ini akan berdampak pada rendahnya pertumbuhan kredit perbankan dan potensi meningkatnya kredit mecet atau Non Performing Loan (NPL) swasta.

Untuk menghadapi risiko-risiko ini Bappenas telah menyusun empat langkah alternatif kebijakan. Pertama, pelonggaran kebijakan moneter, seperti penurunan suku bunga untuk mendorong aktivitas perekonomian karena terbatasnya stimulus fiskal. Kedua, pemanfaatan dana repatriasi untuk disalurkan menjadi investasi di sektor rill. Ketiga, reformasi struktural yang perlu untuk dilanjutkan, terutama melalui paket kebijakan ekonomi. Keempat, realisasi dan percepatan proyek pembangunan infrastruktur pemerintah.

(Baca: Dana Asing Hengkang dari Asia, Indeks Bursa Saham Melorot)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...