Pangkas Suku Bunga, BI Tak Khawatir Efek Bank Sentral Amerika

Desy Setyowati
21 Oktober 2016, 11:36
BI bank
Arief Kamaludin|KATADATA

Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian meyakini ruang bagi  pelonggaran moneter masih akan berlanjut hingga akhir 2017 ''Dengan inflasi yang stabil rendah hingga akhir tahun, rupiah yang menguat serta neraca perdagangan yang menunjukkan perbaikan, ruang pelonggaran masih ada," kata Fakhrul. (Baca juga: Kredit Masih Lemah, Pemerintah Didorong Turun Tangan).

Fakhrul memperkirakan inflasi pada tahun ini akan berada di level 3,3 persen. Hal tersebut sejalan dengan proyeksi BI bahwa inflasi bakal mendekati batas bawah sasaran sebesar 3 - 5 persen. Sekedar catatan, inflasi hingga September berada di level 3,07 persen. Dengan demikian, masih ada jarak sekitar 1,73 persenan dengan BI 7-Day Repo Rate.

 Defisit neraca perdagangan yang terburuk diyakini sudah terlewati dan memasuki tahap perbaikan.

Menurut Fakhrul, perbaikan tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi di Eropa dan India seperti yang dilansir BI dalam pengumuman suku bunga acuan, kemarin. “Untuk yang pertama kali setelah beberapa kali RDG (Rapat Dewan Gubernur), BI menyinggung tentang positifnya perkembangan pertumbuhan di India. Ini menandakan ada beberapa hal positif yang mulai terbangun," kata Fakhrul.

BI memang melansir  ekonomi Eropa dan India diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Kondisi ketenagakerjaan Eropa yang membaik telah mendorong kenaikan pendapatan dan menopang perbaikan konsumsi. Di sisi lain, konsumsi di India diperkirakan meningkat didukung oleh kenaikan pendapatan.

Adapun di pasar komoditas, harga minyak dunia masih pada level yang rendah, sejalan dengan masih tingginya produksi minyak OPEC. Meski begitu, mayoritas harga komoditas ekspor Indonesia mengalami perbaikan, seperti batubara, minyak sawit mentah dan beberapa barang tambang. (Baca: Harga Komoditas Naik, Neraca Dagang September Diramal Surplus).

Membaiknya perdagangan internasional juga tampak pada data Dana Moneter Internasional (IMF). Pada Juni 2016, total nilai perdagangan dunia hanya melambat 3,95 persen secara tahunan (year on year), lebih rendah dibanding perlambatan pada Desember 2015 yang sebesar 13,3 persen. Sedangkan, volume perdagangan dunia melambat 3,4 persen. Perlambatan lebih ringan dibanding Desember 2015 yang sebesar 11,4 persen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...