Harga Pangan Terkendali, April Cetak Deflasi Terbesar Sejak 1999

Desy Setyowati
2 Mei 2016, 16:21
Pasar Tradisional
Arief Kamaludin|KATADATA

(Baca: Inflasi Pada Maret Akibat Kenaikan Harga Bahan Pangan)

Pencapaian deflasi tersebut jauh di atas perkiraan berbagai pihak. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Juda Agung memperkirakan penurunan harga BBM  akan berdampak terhadap penurunan harga barang-barang. Di sisi lain, harga komoditas pangan tidak ada yang naik secara signifikan. “Saya kira ini sudah stabilisasi. April bisa deflasi 0,3 persen,” katanya Kamis (21/4) dua pekan lalu.

Selain itu, para ekonom juga menyoroti rendahnya angka inflasi hingga April lalu. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–April) 2016 sebesar 0,16 persen, sementara secara tahun ke tahun (year on year) 3,6 persen. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan deflasi pada April lalu sebesar 0,3 persen. "Saya perkirakan malah deflasi karena pergeseran musim tanam ujung-ujungnya musim panen juga bergeser. Apalagi administered price diturunkan," katanya kepada Katadata.

Sementara itu, ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi semula memproyeksikan inflasi tahunan per April lalu sebesar 4,3 persen. Sedangkan inflasi inti year on year diprediksi sebesar 3,5 persen, yang di atas realisasinya mencapai 3,41 persen.

(Baca: BPS Meramal Deflasi dan Harga Barang Turun Selama 3 Bulan)

Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmon Nasution mengatakan, deflasi yang terjadi pada April lalu itu sejalan dengan target perekonomian. Secara tahunan, pemerintah memasang target inflasi berkisar 3-4 persen sepanjang tahun ini. Namun, angka deflasi ini tidak bisa dikaitkan dengan kenaikan daya beli masyarakat. "Jadi kalau inflasi, apalagi bulanan itu bicara saja harga-harga. Jangan tarik jauh kemana-mana karena akan memaksaakan analisis,” katanya.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...