Gaji Kurang Rp 4,5 Juta Bebas Pajak, Diragukan Bisa Kerek Daya Beli

Desy Setyowati
7 April 2016, 11:49
Toko elektronik
Arief Kamaludin|KATADATA

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menilai kenaikan PTKP belum bisa secara signifikan mengerek konsumsi rumahtangga karena keyakinan terhadap perbaikan ekonomi masih rendah. “Itu (tambahan 0,16 persen) hitungan statisnya begitu. Kalau realisasinya bisa saja tidak tercapai, kalau masyarakat tidak yakin eknonominya membaik,” katanya kepada Katadata, Kamis (7/4).

(Baca: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia)    

Menurut dia, upaya mengerek pertumbuhan ekonomi harus diikuti oleh percepatan pembangunan infrastruktur dan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Namun, Lana tetap mengapresiasi langkah pemerintah untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Sebab, perlambatan konsumsi rumahtangga sudah terpantau dari penurunan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada tahun lalu.

Penilaian berbeda disampaikan Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual. Ia memperkirakan, konsumen semestinya lebih yakin dengan kondisi ekonomi tahun ini karena pertumbuhan ekonomi sudah mulai naik sejak kuartal IV-2015. Adapun penurunan daya beli masyarakat tahun lalu disebabkan juga oleh beredarnya isu pemutusan hubungan kerja (PHK). Alhasil, konsumen menjadi khawatir atas pekerjaannya sehingga memilih menyimpan uangnya ketimbang dibelanjakan.

(Baca: Bank Mandiri: Pertumbuhan Ekonomi 2016 Paling Tinggi Hanya 5 Persen)

Sedangkan pada tahun ini, dia meramal, keyakinan konsumen seharusnya meningkat. Apalagi, pemerintah menurunkan terus harga energi, baik itu Bahan Bakar Minyak (BBM) ataupun Tarif Dasar Listrik (TDL). Kondisi ini masih didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI), yang diharapkan mempercepat penurunan bunga kredit perbankan. Atas dasar itu, David optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa sampai 5,3 persen.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...