Ekonomi Kuartal III Tumbuh 4,85 Persen, BI: Bunga Turun kalau Didukung Data
Fundamental ekonomi Indonesia yang membaik juga ditopang oleh melambatnya laju inflasi. BI memperkirakan inflasi pada akhir tahun bisa di bawah 4 persen, bahkan mencapai 3,6 persen. Ini lebih rendah dari prediksi awal sebesar 4,3 persen. Namun, ke depan, BI melihat risiko musim kering berkepanjangan (El Nino) bisa mengerek harga beres dan laju inflasi.
Sementara itu, BI memperkirakan, defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal III-2015 sebesar 1,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Alhasil, di pengujung tahun nanti, angkanya bisa mencapai 2 persen hingga 2,1 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar 3,1 persen.
(Baca: Iwan Jaya Azis: BI Rate Harus Turun)
Mengacu kepada membaiknya semua indikator makro ekonomi, Agus mengakui, memang ada ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Namun, BI melihat ketidakpastian ekonomi global masih tinggi. “Kondisi ekonomi domestik mengarah kuat tetapi kami tetap memberi perhatian tinggi pada kondisi eksternal,” ujarnya.
Ada tiga faktor eksternal yang menjadi kekhawatiran BI. Yakni, perlambatan ekonomi Cina, risiko kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga dan penurunan harga komoditas.
Menurut Agus, tiga faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku pasar yang berefek terhadap pelemahan rupiah dan penurunan indeks saham. Hal itu yang menjadi alasan BI mempertahankan BI rate sebesar 7,5 persen pada bulan Oktober ini, Untuk bulan depan, BI masih mengkaji peluang menurunkan suku bunga acuan. “Kami akan lakukan satu perubahan kebijakan sepenuhnya bila didukung data,” kata Agus.