Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Tembus 5 Persen

Aria W. Yudhistira
5 Agustus 2015, 17:40
Katadata
KATADATA
Aktivitas di los sayuran Pasar Senen, Jakarta. Kinerja ekonomi pada kuartal II melambat disebabkan melemahnya tingkat konsumsi rumah tangga.

Turunnya impor ini pun menimbulkan kekhawatiran lantaran impor bahan baku dan barang modal anjlok. Pada Juni, impor keduanya turun 17 persen yang memberikan sinyal kondisi ekonomi pada semester II akan lamban, terutama dari sisi investasi. ?(Turunnya impor) ini artinya proses produksi masih lamban,? kata David.

(Baca: Bank Dunia Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia)

Alhasil, satu-satunya sentimen yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi adalah belanja pemerintah. Itu pun tidak besar, karena kontribusi belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 8,9 persen.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Kecuk Suhariyanto juga pesimistis, ekonomi bisa tumbuh hingga 5,2 persen pada akhir tahun. ?Berat (capai 5,2 persen). Kalau mau segitu, semester II harus (tumbuh) 5,7 persen. Dari mana bisa tumbuh sebesar itu? Kecuali ada miracle,? ujar Kecuk.

Pemerintah sebelumnya telah menyiapkan dua asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Dua asumsi pertumbuhan tersebut lebih rendah dari target dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen. Dengan asumsi yang lebih tinggi, ekonomi diperkirakan tumbuh 5,4 persen. Sedangkan dalam perhitungan yang lebih rendah, ekonomi diupayakan dapat tumbuh sebesar 5,2 persen.  

Halaman:
Reporter: Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...