Rekomendasi Tim Reformasi Bisa Kurangi Praktik Kartel

Safrezi Fitra
22 Desember 2014, 16:06
Menteri ESDM Sudirman Said
Arief Kamaludin|KATADATA
Sudirman Said mengapresiasi rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas

Dia mengapresiasi rekomendasi tersebut, karena sudah sesuai dengan maksud dan tujuan pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Menindaklanjuti rekomendasi ini, Kementerian ESDM akan membicarakannya dengan PT Pertamina (Persero). Mengingat ada beberapa hal yang menjadi tugas dan kewenangan Pertamina. 

Pembicaraan dengan Pertamina juga terkait rencana penghapusan bensin jenis premium, dengan angka oktan (researches octane number/RON) 88. Rencananya subsidi premium akan dialihkan ke pertamax, dengan RON 92. Sekaligus membicarakan pengalihan produksi RON 88 menjadi RON 92 pada kilang Pertamina.

"Jadi saya mesti bicara dengan pertamina karena mereka yang punya kilang.? Implementasinya, saya akan bicara dengan pertamina untuk menetapkan langkah-langkah kedepan," katanya.

Untuk diketahui, tim Reformasi Tata Kelola Migas memberikan beberapa rekomendasi yakni :

  1. Menghentikan impor RON 88 dan Gasoil 0,35% dan menggantikannya masing-masing dengan impor Mogas 92 dan Gasoil 0,25% sulfur.
  2. Agar produksi Minyak Solar di dalam negeri ditingkatkan kualitasnya sehingga setara dengan Gasoil 0,25% sulfur.
  3. Produksi kilang domestik dialihkan dari Bensin RON 88 menjadi Bensin RON 92. Dengan kebijakan itu maka:
    • Formula perhitungan harga patokan menjadi lebih sederhana yakni: Harga MOPS Mogas 92 ditambah alpha untuk bensin RON 92 dan harga MOPS Gasoil 0,35% sulfur ditambah alpha untuk Minyak Solar.
    • Benchmark yang digunakan dalam menghitung Harga Indeks Pasar (HIP) menjadi lebih sesuai dengan dinamika pasar.
    • Dalam jangka pendek, impor Mogas 92 akan meningkat, namun disertai penurunan impor RON 88. Dampak keseluruhannya, terutama dalam jangka panjang, diperkirakan bakal positif.
    • Peningkatan produksi RON 92 bisa dilakukan dengan menambahkan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether) pada Pertamax Off untuk mengurangi kadar aromatic yang dihasilkan oleh kilang-kilang minyak Pertamina saat ini.
  4. Besaran subsidi bensin RON 92 bersifat tetap, misalnya Rp 500 per liter.
  5. Memperhatikan kebutuhan Minyak Solar untuk transportasi publik dan angkutan barang untuk kepentingan umum, kebijakan subsidi untuk Minyak Solar dapat menggunakan pola penerapan harga yang berlaku sekarang.
  6. Pilihan kebijakan terkait dengan pengalihan produksi kilang domestik sehingga seluruhnya dapat memproduksi bensin RON 92:
    • Dilakukan pembaruan kilang domestik sehingga produksi Bensin RON 88 dapat digantikan dengan Bensin RON 92, dengan masa transisi selama waktu tertentu.
    • Pengelolaan fasilitas kilang TPPI diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina untuk memungkinkan peningkatan produksi Bensin RON 92 dapat dilakukan maksimal,
    • Selama masa transisi, produk RON 88 yang diproduksi, dipasarkan di wilayah sekitar lokasi kilang atau diserahkan kepada kebijakan Pertamina.
    • Besaran subsidi per liter untuk rON 88 lebih kecil dari subsidi untuk Mogas 92.
    • Fasilitasi Pemerintah untuk mempercepat pembaruan dan perluasan fasilitas kilang.
    • Harga patokan Bensin RON 88 yang digunakan menggunakan HIP dengan formula perhitungan yang berlaku saat ini.  

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...